Dark/Light Mode

Larangan Ekspor Sawit Mentah, Untungnya Gede, Ruginya Gede

Gulat ME Manurung, Ketum DPP Apkasindo: 2 Hari Ini, Petani Rugi 11,7 Triliun

Selasa, 26 April 2022 06:40 WIB
Gulat ME Manurung, Ketum DPP Apkasindo.(Foto: Istimewa).
Gulat ME Manurung, Ketum DPP Apkasindo.(Foto: Istimewa).

 Sebelumnya 
Berapa harga idealnya TBS yang diinginkan petani?

Kami minta harga TBS dipatok Rp 3 ribu per kilogram.

Pemerintah menyatakan, kebijakan ini diambil agar migor murah dan tidak langka. Anda masa tidak melihat ini sebagai niat yang baik?

Migor itu ada di pabrik. Cuma persoalannya ada tiga. Pertama, tata cara pembayaran selisih harga keekonomian dengan pabrik gimana. Tentu, yang bayar Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Baca juga : Nasril Bahar, Anggota Komisi VII DPR/Fraksi PAN: Kali Ini, Jangan Lagi Ragu-ragu

Kedua, Rp 12.500 di pabrik itu hanya bisa sampai ke D1 (distributor 1). Sampai ke D1, harganya sudah Rp 13.700. Dari D1 ke D2 (distributor 2) ada ongkos Rp 500 per liter, jadi Rp 14.200. Mana ada yang mau D2 bekerja. Akhirnya, distributor tidak mengedarkan migor curah.

Anda bilang migor melimpah. Memang betul?

Memang ada kok. Berlimpah di pabrik. Cek saja.

Lalu, anda punya solusi yang ditawarkan?

Baca juga : Kemenhub Ajak Pemudik Gunakan Angkutan Motis

Harusnya, samakan saja dengan Pertamina. Seperti harga Pertalite subsidi, harganya Rp 7.650. Sama semua. Transportasinya digendong (ditanggung pemerintah). Artinya, Harga Eceran Tertinggi (HET) itu memperhitungkan biaya transportasi.

Menteri Perdagangan pernah membuat kebijakan migor 1 harga. Kenapa hal itu tidak jalan?

Tentu pengusaha ngamuk atau ngambek dengan kebijakan itu. Masa migor premium dipukul rata Rp 14 ribu. Makanya, saya sepakat dengan kalimat, tidak ekspor migor pun, migor sudah banjir.

Pengusaha yang menolak larangan ekspor CPO diragukan nasionalismenya. Anda setuju?

Baca juga : Lihat Di India, Lepas Masker Kasus Covid-19 Naik Lagi Lho

Seperti kata Abraham Lincoln, pengusaha itu nggak punya KTP, nggak punya status kewarganegaraan, nggak bisa kita mengatakan nasionalisme segala macam.

Jadi, harusnya bagaimana?

Biar saja ekspor. Naikkan saja pungutannya jadi 375 dolar AS. Kalau dikalikan 35 juta ton, itu bakal dapat ratusan triliun. Dana itu lalu pakai buat subsidi, bikin pangkalan migor curah di mana-mana. Saya kira ini lebih ideal dibanding melarang ekspor. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.