Dark/Light Mode

Jokowi Jengkel Jagung Masih Impor

Pak Mentan, Gimana Ini...

Sabtu, 30 April 2022 06:50 WIB
Presiden Jokowi dalam acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2022, yang disiar­kan di kanal Sekretariat Presiden, Kamis lalu.
Presiden Jokowi dalam acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2022, yang disiar­kan di kanal Sekretariat Presiden, Kamis lalu.

 Sebelumnya 
Dari data transaksi perdagangan pangan Indonesia yang ditampilkan­nya, neraca perdagangan RI defisit 2,3 miliar dolar AS pada 2019. Setahun kemudian, di era Covid-19 defisit ter­catat membaik menjadi 900 juta dolar AS. Namun, tahun lalu defisit kembali memburuk menjadi 2,6 miliar dolar AS.

Berbagai pangan yang dikonsumsi masyarakat Indonesia memang masih diimpor, misalnya bawang merah, bawang putih, daging sapi dan kerbau, kedelai, dan lainnya.

Baca juga : Mengenal Pasar Forex, Sejak Mesir Kuno Hingga Zaman Modern

Sementara, Cendekiawan Nahdatul Ulama (NU) Nadirsyah Husen alias Gus Nadir menyindir Jokowi yang terus mengeluh. Kata dia, sebagai seorang presiden seharusnya Jokowi jangan mengeluh melulu seperti pengamat. “Biar kami saja yang komen kayak gini. Bapak tinggal mengeksekusi gagasan sesuai fungsi sebagai kepala pemerintahan. Mosok mau diborong jadi pengamat juga,” sindir Gus Nadir.

Dosen Fakultas Pertanian UGM, Subejo mengatakan, wajar kalau jag­ung dan kedelai masih impor. Soalnya produksi nasional belum mencukupi. Merujuk data BPS 2019, kebutuhan kedelai nasional sebesar 3,4-3,6 juta ton per tahun. Sementara kapasitas produksi kedelai paling tinggi hanya mendekati 1 juta ton.

Baca juga : Pengamat: Impor Minyak Mentah Besar, Biaya Produksi BBM Tinggi

Kata dia, selama ini harga kedelai lo­kal kurang atraktif bagi petani sehingga budi daya kedelai tidak menjadi priori­tas. Meski begitu, dia sangat berharap program insentif dari pemerintah untuk mendorong minat petani mengem­bangkan komoditas kedelai sehingga kapasitas produksi nasional meningkat.

“Program insentif ini sangat diperlu­kan dan dapat dikembangkan melalui pemberian subsidi harga, subsidi sarana produksi, pengadaan alat mesin dan in­troduksi tata niaga kedelai yang baik dan efisien serta penyuluhan dan pendampingan petani yang efektif. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.