Dark/Light Mode

Pesan Terakhir Widjojo Soejono Ke Doni Monardo

Rabu, 11 Mei 2022 13:55 WIB
Ketua Umum PP PPAD, Letjen TNI (Purn) Doni Monardo memberikan penghormatan terakhir ke almarhum Jenderal (Purn) Widjojo Soejono (Foto: Istimewa)
Ketua Umum PP PPAD, Letjen TNI (Purn) Doni Monardo memberikan penghormatan terakhir ke almarhum Jenderal (Purn) Widjojo Soejono (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bangsa Indonesia berduka atas berpulangnya tokoh militer kharismatik, Jenderal (Purn) Widjojo Soejono, pagi ini, Rabu (11/5), pukul 04.43 WIB, di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Mantan Kepala Staf Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib), mantan Komandan Pusat Pasukan Khusus Angkatan Darat (Puspassus) 1967-1970 (sekarang Kopassus) ini, wafat dalam usia 94 tahun.

Berita duka tersebut begitu mengagetkan penerimanya. Termasuk Ketua Umum PP Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD), Letjen TNI (Purn) Doni Monardo. Pukul 07.00 WIB, Doni langsung meluncur ke rumah duka, di Jalan Karang Asem 1 Nomor 4-6 , Kuningan Timur, Jakarta Selatan, untuk memberi penghormatan terakhir.

“Masih terngiang di ingatan saya saat beliau menelepon saya sekitar sebulan lalu. Hari itu, kami di Kantor PPAD. Kemudian masuk telepon dari Pak Widjojo Soejono,” ujar Doni, di Gedung PPAD seusai melayat ke rumah duka, mengenang peristiwa terakhir saat ia berinteraksi dengan almarhum.

Baca juga : Mantan Kepala Staf Kopkamtib Widjojo Soedjono Meninggal Dunia Dalam Usia 94 Tahun

Doni menyebut, almarhum Jenderal Widjojo Soejono adalah seorang teladan. Widjojo juga menaruh perhatian yang sangat besar terhadap PPAD. “Lewat telepon, beliau masih menanyakan, bagaimana perkembangan PPAD. Lalu menyatakan, program kesejahteraan yang kami gulirkan sebagai kebijakan, sudah benar, dan harus dipercepat pelaksanaannya,” ujar Danjen Kopassus 2014-2015 itu.

Tidak berhenti di situ. Jenderal Widjojo Soejono juga menekankan agar Doni Monardo memberi perhatian kepada pengurus PPAD Provinsi. “Beliau berpesan, PPAD Provinsi harus lebih cepat bergerak. Artinya, beliau sangat concern dengan program kesejahteraan PPAD. Ini menjadi cambuk bagi saya untuk mempercepat reorganisasi PPAD di sejumlah daerah,” tegas Doni.

Tidak hanya itu, sejak Doni Monardo menjabat Ketum PPAD akhir 2021, almarhum sangat aktif dalam setiap kegiatan. Antara lain, hadir virtual saat pengukuhan pengurus di Mabes AD. Hadir virtual saat pengurus PPAD melakukan rapat pengurus di Gedung PPAD, Jalan Matraman.

Baca juga : Penuhi Pasokan Beras Jakarta, Food Station Gandeng Petani Karawang

Sekilas Widjojo Soejono
Wafatnya Jenderal Widjojo Soejono memupus purnawirawan bintang empat paling senior sisa generasi 1945. Sebelumnya, ada tiga orang, namun dua orang wafat tahun 2021. Letjen TNI (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo, wafat dalam usia 93,5 tahun pada Januari 2021. Menyusul Letjen TNI (Purn) Rais Abin, wafat dalam usia 94,5 tahun pada Maret 2021.

Tahun 2021, Widjojo Soejono menerima Satyalancana Perintis Kemerdekaan dari Presiden Jokowi. Penghargaan itu melengkapi sejumlah penghargaan yang pernah ia terima. Antara lain Bintang Gerilya, Yudha Dharma Nararya Pratama, Kartika Eka Paksi Nararya Pratama, Satya Lencana 8, 16, dan 24 Tahun.

Widjojo Soejono lahir di Tulungagung, Jawa Timur, 9 Mei 1928 sebagai putra bungsu 15 orang bersaudara dengan ayah Martodidjojo yang leluhurnya berasal dari Surakarta dan Ibu Roesmirah yang leluhurnya berasal dari Yogyakarta. Sekolah Dasar ditempuh pada zaman Belanda (HIS). Melanjutkan ke Sekolah Teknik yang zaman Belanda bernama K.E.S., lalu zaman Jepang disebut Kogyo Gakko dan sekarang bernama SMK I Surabaya. Ia sekelas dengan Soewoto Sukendar yang kelak jadi Kepala Staf TNI Angkatan Udara dengan pangkat Marsekal TNI dan Widodo Budidarmo yang di kemudian hari jadi Kapolri dengan pangkat Jenderal Polisi Sedang Soemitro yang terakhir juga berbintang empat dan menjabat sebagai Wapangab merangkap Pangkopkamtib tapi dari jurusan yang berbeda.

Baca juga : Lawan Persija, Kesempatan Terakhir PSS Sleman Bertahan Di Liga 1

Semangat kemerdekaan yang bergelora mendorong Widjojo Soejono meninggalkan sekolah pada umur 17 tahun dan mengikuti Latihan Perwira Tentara Sukarela Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor awal 1945. Setelah lulus, ia ditempatkan di Batalyon 4 Karesidenan Malang. Setelah pembubaran PETA dua hari menyusul Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ia ikut membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) di HBS Straat yang sekarang bernama Jalan Wijaya Kusuma, Surabaya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.