Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pertemuan & Pesan Terakhir Rachmawati Soekarnoputri

Minggu, 4 Juli 2021 08:16 WIB
Politisi senior Erros Djarot (Foto: Istimewa)
Politisi senior Erros Djarot (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Oleh: Erros Djarot

Satu lagi, tiang penyangga ajaran Bung Karno meninggalkan dunia fana. Rachmawati Soekarnoputri berpulang ke alam baka menghadap Sang Khalik, pagi dini hari, 3 Juli 2021, di RSPAD Jakarta, karena Covid-19. Berita duka ini, saya terima langsung dari Bung Eko, orang dekat kepercayaan Rachma, sesaat detik-detik kepergian almarhumah. Seraya saya tundukkan kepala dan berdoa… alfatihah. Semoga almarhumah husnul khatimah, amin. 

Saat menerima berita duka ini, pikiran pun langsung menghadirkan peristiwa beberapa hari jelang haul Bung Karno, 21 Juni 2021. Saat itu, Bung Eko menghubungi saya menyampaikan keinginan Rachma agar saya bisa datang ke rumahnya untuk membicarakan berbagai hal. Seperti biasa, saat bertandang dan bertemu dengannya, kami pun ngobrol di sebuah meja makan tempat biasa kami bertemu. Siang itu, hadir Bung Eko, Kristanto asisten Rachma, anak Rachma Dadek dan istrinya. 

Seperti biasa pula, pembicaraan tidak lepas dari masalah kehidupan berbangsa dan bernegara yang menjadi tema sentral obrolan di setiap temu kangen. Istimewanya saat itu, pertemuan tidak seperti biasa. Dialog berjalan minus suara tinggi yang biasanya setiap menit hadir, keluar dari mulut Rachma. Siang itu ia lebih tenang, banyak senyum, dan bicara pun cukup datar dan menyejukkan. Kritikan tajam yang dilontarkan diperdengarkan Rachma dengan nada suara yang lebih tenang dan terdengar hangat. 

Baca juga : Rachmawati Soekarnoputri Wafat, Presiden Ucapkan Belasungkawa

Bahkan, pada saat obrolan masuk ke masalah Megawati, kakaknya yang selama ini dianggap sebagai lawan politiknya, tidak seperti biasa. Ia lebih menempatkan diri sebagai adik yang tidak ada sedikit pun kesan menyimpan rasa bermusuhan, sebagaimana biasanya. Satu hal yang mengejutkan ketika saya mendengar reaksinya saat saya sedikit keras mengkritiknya. 

“Ma… kenapa sih kamu ini selalu nyerang Adis (panggilan Megawati)… mbok ya sudah to. Yang damai dan jangan marah-marah terus. Apalagi kesehatanmu harus kamu jaga dan itu yang lebih penting saat ini dijaga dan diperhatikan. Berhenti deh marah-marah dan jangan lagi seperti bermusuhan abadi…!” 

Biasanya, setiap kali saya mengajukan ajakan seperti nada di atas, reaksinya begitu keras. Seakan meraung bak macan betina yang terluka, marah sambil unjuk taring dan kuku tajamnya. Namun, dalam pertemuan siang itu, sangat jauh berbeda. Dengan lembut dia merespon… 

“Mas Erros…pintu rumahku terbuka lebar untuk menyambut kedatangan Adis, kapan aja..silakan. Ayo kita ngomong baik-baik. Gak ada marah-marah. Kita bicara sebagai kakak dan adik. Kalo perlu, gak usah masuk ke pembicaraan masalah politik…silakan kapan saja. Atur deh…dan kalian (kepada yang hadir saat itu), kalian semua saksi ya atas apa yang saya katakan ini..!” 

Baca juga : Catatan Eros Djarot: Pertemuan Dan Pesan Terakhir Rachmawati Soekarnoputri

Mendengar apa yang baru saja ke luar dari mulut Rachma, suasana hati dan batin saya menjadi sejuk. Kepadanya pun saya katakan, tidak benar bahwa selama ini Adis tak mau tahu soal dirinya. Bahkan pada saat terjadi musibah masalah tuduhan makar terhadap dirinya, seluruh keluarga berusaha meyakinkan para pihak bahwa tidak benar Rachma berbuat seperti itu. 

Saya sampaikan juga kepada Rachma bahwa baru beberapa hari lalu saya bicara dengan Mas Tok (Guntur) dan Sukma. Mereka semua menyayangimu dan sangat prihatin atas penderitaan penyakitmu. Tidak benar mereka cuek dan menjauhimu. Semua menyayangimu, juga Guruh! Mendengar apa yang baru saja saya sampaikan, tampak sekali wajahnya berbinar dan dari wajahnya tersembul senyumnya yang renyah dan melegakan hati kita semua yang hadir menyaksikan. 

Maka, ketika mendengar kabar akan kepergian saudaraku, sahabatku, kawan seperjuanganku, Rachmawati Soekarnoputri telah berpulang menghadap Sang Khalik, betapa terkejutnya hati ini. Namun, dalam hati saya bersyukur telah memaksakan diri memenuhi permintaannya untuk bertandang ke rumah almarhum, sekalipun kondisi pandemik merupakan kendala psikologis yang selalu menghadang. Ternyata pertemuan kali terakhir dengan almarhumah menjadi kesaksian bahwa kepergiannya telah dihantar oleh rasa damai dan cinta terhadap para kakak dan adiknya yang yang begitu dalam dan tulus diucapkannya di hadapan kami yang hadir dalam pertemuan siang itu. 

Memang, pertemuan mesra dengan para kakak dan adiknya belum sempat terselenggara, yang rencananya akan dijadwalkan setelah masa pandemik mereda, karena Tuhan telah lebih dahulu memanggilnya pulang. Tapi setidaknya saya meyakini, ia pergi dengan meninggalkan pesan dan rasa damai, juga ungkapan cinta tulus kepada para kakak dan adik-adiknya. Siang itu, ia berpamit pulang sambil tak lupa membisikkan ke telinga hati saya… 

Baca juga : Gerindra: Rachmawati Meninggal Dunia Karena Corona

Teruskan perjuangan, Revolusi Belum Selesai! Selamat jalan saudaraku, sobatku, kawan seperjuanganku…RIP, Rach…***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.