Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Berkaca Pada New York

Ini 5 Catatan Mantan Direktur WHO Soal Pelonggaran Aturan Masker, Salah Satunya Testing Harus Tinggi

Rabu, 18 Mei 2022 10:41 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama berfoto di tengah tenda PCR gratis di New York. (Foto: Dok. Pribadi)
Prof. Tjandra Yoga Aditama berfoto di tengah tenda PCR gratis di New York. (Foto: Dok. Pribadi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof. Tjandra Yoga Aditama menyampaikan pandangan, soal pelonggaran kebijakan pemakaian masker di luar ruangan, yang telah diumumkan Presiden Jokowi pada Selasa (17/5).

Dalam hal ini, ada lima hal yang menurutnya perlu digarisbawahi. 

"Pertama, soal fakta bahwa kasus Covid-19 di negara kita, saat ini sudah melandai. Angka kepositifan dan reproduksi, juga sudah rendah. Selain itu, banyak negara sudah banyak yang melonggarkan pemakaian masker di luar ruangan," kata Prof. Tjandra dalam keterangannya, Rabu (18/5).

Kedua, kebijakan baru ini perlu dimonitor seksama. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan jumlah tes. Sehingga, kalau ada kenaikan kasus, kebijakan bisa segera dievaluasi.

Baca juga : Ini 7 Fakta Soal Hepatitis Akut Misterius, Salah Satunya Tak Terkait Vaksin Covid

Ketiga, pemeriksaan whole genome sequencing harus ditingkatkan.

"Ini penting, untuk mendeteksi kemunculan  varian baru atau sub varian Omicron seperti BA.4 dan BA.5 yang bahkan sudah terdeteksi di Singapura," jelas Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI itu.

Keempat, ada tiga kemungkinan skenario varian Covid-19 yang perlu diperhitungkan, bila terjadi di bulan-bulan mendatang. Yakni base scenario yang memerlukan vaksinasi (dan booster) berulang, best scenario dengan kondisi yang jauh lebih ringan dibanding sekarang, serta worst scenario dengan kemungkinan varian baru yang lebih mudah menyebar dan lebih parah.

Mungkin saja, ini perlu penyesuaian vaksin. Begitu kata Prof. Tjandra.

Baca juga : Ini 9 Pemicu Kemacetan Parah Di Pelabuhan Merak, Salah Satunya ASDP Kurang Sosialisasi Soal Kartu Ferizy

"Tentu kita harapkan, yang worst scenario itu tidak terjadi," ucapnya.

Kelima, karena saat ini tengah berada di New York Amerika Serikat (AS), yang sudah beberapa waktu lalu melongggarkan pemakaian masker, Prof. Tjandra menyampaikan beberapa hal penting, yang dilihat dalam kesehariannya di sana.

"Di tempat terbuka, yang tidak mewajibkan pemakaian masker,  tetap ada sejumlah orang yang pakai masker. Di ruangan tertutup yang masih harus pakai masker (kereta api dan bus), serta ruang lain yang kebijakannya disesuaikan dengan peraturan bisnis masing-masing (restoran, tempat pertunjukan), ada saja orang yang tidak pakai masker," beber Prof. Tjandra.

"Kemudian, di banyak tempat, tersedia tenda-tenda PCR gratis. Seperti saya berfoto di Forrest Hill New York ini. Sehingga, jumlah tes dapat tetap terjaga tinggi. Ini sesuatu hal yang baik, kalau kita lakukan di Indonesia," sambungnya.

Baca juga : Pemerintah Pastikan Stok Bahan Pokok Sampai Lebaran Aman, Harganya Terjangkau

Dia juga mengingatkan kebijakan baru yang diterbitkan Otoritas Kesehatan New York pada 16 Mei lalu, menyusul adanya high level of Covid-19 alert berdasarkan jumlah kasus, angka masuk RS, dan tingkat rawat inap di rumah sakit (BOR).

Atas kondisi itu, Otoritas Kesehatan New York merekomendasikan penggunaan masker di semua ruangan umum tertutup.

"Ini adalah salah satu bentuk penyesuaian kebijakan, yang mungkin juga kita pertimbangkan di hari-hari mendatang, bila diperlukan," pungkas Prof. Tjandra, yang kini tengah berada di New York AS, untuk menghadiri wisuda putrinya di Colombia University. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.