Dark/Light Mode

Ini Kata Mantan Direktur WHO Soal Deltacron, Varian Hibrid Delta Dan Omicron

Jumat, 18 Februari 2022 09:07 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pada Desember 2021, media memberitakan tentang Delmicron, yang tadinya disebut-sebut sebagai gabungan dari varian Delta dan varian Omicron. Ternyata hal ini tidak benar.

Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama menyebut, istilah Delmicron hanya bermula dari keterangan Dr Shashank Joshi, salah seorang anggota satgas dari negara bagian Maharashtra di India yang kebetulan diwawancara media. Bukan dalam bentuk tulisan ilmiah.

"Ini bukanlah varian baru. Tetapi tampaknya, merujuk pada kemungkinan pasien yang terserang varian Delta dan varian Omicron," kata Prof. Tjandra dalam keterangannya, Jumat (17/2).

Baca juga : Mantan Direktur WHO Berbagi Pengalaman Merawat 8 Pasien Isoman Di Rumah

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI itu menambahkan, otoritas berwenang di India - termasuk yang ternama seperti Indian Council of Medical Research (ICMR) -  tidak pernah memberikan informasi tentang ada tidaknya Delmicron.

Selain itu, juga tidak ada pernyataan dari organisasi resmi apa pun di India, atau penjelasan dari pakar lain yang menyebutkan tentang Delmicron.

Namun, situasi saat ini beda. Hari-hari di Februari 2022 ini banyak membicarakan varian baru Deltacron, yang memang dilaporkan oleh Badan Kesehatan Inggris, United Kingdom Health Security Agency (UKHSA).

Baca juga : Korlantas Polri Gelar Vaksin Booster Tekan Penyebaran Omicron

Sekuen dari 25 varian Deltacron bahkan sudah dikirim ke GISAID pada 7 Januari lalu.

"Sebenarnya, varian Deltacron mula-mula dilaporkan di Siprus tahun yang lalu. Waktu itu, banyak yang menganggapnya sebagai pencemaran di laboratorium saja. Tetapi sekarang, memang ada varian hibrid Deltacron, yang disebut sebagai BA.1 + B.1617.2," jelas Prof. Tjandra.

Di Inggris, varian ini dimasukkan ke dalam variant surveillance report. Diduga, varian baru ini terbentuk pada seseorang yang tertular dua varian sekaligus, Delta dan Omicron.

Baca juga : Kasus Covid Meroket, Mantan Direktur WHO Minta Pemerintah Ganti Kebijakan

Belum jelas, apakah kasus ini betul terjadi di Inggris atau merupakan kasus impor ke negara itu.  

Pada awal Januari 2022, WHO mengatakan, mungkin saja seseorang terserang beberapa varian sekaligus. Seperti halnya seseorang terinfeksi Covid-19 dan flu sekaligus.   

"Sejauh ini, belum ada informasi resmi dari UKHSA tentang kemungkinan penularan dan berat ringannya varian baru ini, walaupun ada pendapat beberapa pakar. Nampaknya, kita masih perlu menunggu beberapa waktu ke depan," pungkas Prof. Tjandra. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.