Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Webinar DBI

Darurat Baca Buku Lebih Bahaya Dibanding Darurat Buku

Rabu, 25 Mei 2022 20:09 WIB
Webinar Duta Baca Indonesia dengan tema Indonesia Darurat Buku, Rabu (25/5). (Foto: Dok. Perpusnas)
Webinar Duta Baca Indonesia dengan tema Indonesia Darurat Buku, Rabu (25/5). (Foto: Dok. Perpusnas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penguasaan literasi yang mumpuni akan membantu seseorang secara personal dan komunal menghadapi dunia yang kian mengglobal. Pemerintah pun terus berupaya untuk membangun kegemaran membaca dan literasi. Literasi merupakan aspek fundamental karena menjadi prasyarat terwujudnya masyarakat berpengetahuan dan berkarakter.

Peningkatan literasi mencakup peningkatan budaya kegemaran membaca. “Namun, tantangan terbesar dalam menumbuhkan kegemaran membaca adalah disparitas ketersediaan bahan bacaan dan tingkatan kegemaran membaca,” ungkap Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Deni Kurniadi, dalam Webinar Duta Baca Indonesia “Indonesia Darurat Buku”, Rabu (25/5).

Baca juga : Jokowi Sebut Harga Beras Dalam Negeri Rata-rata Rp 10.700 Per Kg, Lebih Murah Dibanding Korsel

Deni mencatat, pada 2022, Karya Cetak Karya Rekam (KCKR) yang terhimpun Perpusnas mencapai 2.939.008 eksemplar. Jika mengacu rasio yang ditetapkan UNESCO, yaitu 1 orang banding 3 buku baru tiap tahun, kondisi yang terjadi malah sebaliknya, 1 buku ditunggu 90 orang.

Fakta ini diamini Duta Baca Indonesia (DBI) Gol A Gong. Pada kegiatan Safari Literasi DBI, ia merangkum dua hal penting yang ditemui di lapangan. Kondisi disparitas ketersediaan buku yang memang masih terjadi. Di beberapa daerah, memang banyak buku yang diterbitkan, namun hal itu dilakukan secara tergesa-gesa. Tidak melalui perencanaan dan penulisan yang terstruktur. “Meski ini sebenarnya bisa menjadi modal untuk mengatasi kesenjangan buku terhadap penduduk,” terang Gol A Gong.

Baca juga : Warga Cilincing Terpaksa Pake Air Laut Buat MCK

Di beberapa wilayah di Bali, terang Gol A Gong, secara nyata penduduk tidak tertarik dengan aktivitas menulis. Mereka lebih tertarik mengedepankan pariwisata. Padahal, mereka bisa menulis soal ulasan destinasi ataupun lokasi penginapan.

Kondisi berbeda dijumpai ketika bertandang ke Nusa Tenggara Barat. Di sana, perpustakaan keliling sudah kehabisan bahan bacaan sehingga anak-anak menjadi bosan. Di tambah koleksi bacaan juga kurang variatif.

Baca juga : Erick: Ini Bukti BUMN Hadir Di Tengah Masyarakat

Kondisi mengejutkan justru ketika menjejak di Nusa Tenggara Timur. Masyarakat di sana amat antusias mengikuti kelas menulis bahkan sampai dinihari. Minat baca juga tinggi meski kondisi perpustakaan perlu banyak perbaikan.

Darurat buku bisa diatasi jika kita punya kepedulian bersama dari sisi hulu. Semua harus bergerak,” pesan Gol A Gong.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.