Dark/Light Mode

Beras Selalu Surplus, Pengamat Puji Rintisan Amran Sulaiman

Jumat, 27 Mei 2022 20:00 WIB
Menteri Pertanian 2014-2019 yang juga Ketua IKA Universitas Hasanuddin (Unhas) Andi Amran Sulaiman saat mengenakan rompi IKA Unhas kepada mantan Wapres Jusuf Kalla (JK) dalam acara serah terima jabatan Ketua IKA Unhas. (Foto: Istimewa)
Menteri Pertanian 2014-2019 yang juga Ketua IKA Universitas Hasanuddin (Unhas) Andi Amran Sulaiman saat mengenakan rompi IKA Unhas kepada mantan Wapres Jusuf Kalla (JK) dalam acara serah terima jabatan Ketua IKA Unhas. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Peneliti Pusat Pangan, Energi, dan Pembangunan Berkelanjutan INDEF Rusli Abdullah mengatakan Indonesia sudah surplus beras sejak 2018. Seperti diketahui, pemerintahan Jokowi pertama 2014 hingga 2019, menteri Pertaniannya adalah Andi Amran Sulaiman.

Rusli mengatakan, Indonesia tercatat terus mengalami surplus hingga data terakhir pada 2021 mencapai 1,3 juta ton. Kondisi surplus beras ini pun menurutnya telah dikonfirmasi secara alami dengan tidak adanya gejolak yang signifikan terhadap kondisi harga beras di dalam negeri.

"Secara nasional kan kita sudah surplus beras, 2018, 2019, 2020, 2021, ditandai juga dengan tidak adanya gejolak harga beras kan," kata dalam keterangannya, Jumat (27/5).

Apalagi data stok beras, khususnya data produksi juga saat ini sudah lebih akurat dengan adanya metode Kerangka Sampel Area (KSA). "Jadi sejak adanya data beras yang lebih akurat, di kita itu beras itu datanya sudah lebih valid, sehingga kita tahu kapan kita surplus atau tidak, ternyata surplus," ucap Rusli.

Sebagai informasi, di 2018, Menteri Pertanian yang saat itu dijabat Andi Amran Sulaiman. Kerja keras dan gebrakan swasembada beras yang dicanangkan Andi Amran Sulaiman telah menuai hasil dan dilanjutkan dengan konsisten oleh Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) sehingga hasil bisa dinikmati hari ini.

Baca juga : Pembangunan Kawasan Perbatasan Dilanjutkan

Diketahui, surplus beras sebenarnya telah tercapai sejak 2017, di 2018 surplus beras tercatat sebesar 4,37 juta ton, tapi muncul kebijakan untuk tetap mengimpor beras dan menimbulkan polemik.

Dengan tegas Andi Amran Sulaiman saat itu menolak keras adanya impor. Di tahun 2019 tercatat surplus beras mencapai 2.38 juta ton dan 2020, Indonesia masih surplus beras hingga 1.97 juta ton. Upaya pencapaian swasembada merupakan langkah simultan yang dilakukan Kementan.

Kementerian Pertanian di tahun 2015 merehabilitasi jaringan irigasi tersier lebih dari 2,4 juta hektar, menyediakan lebih dari 80 ribu unit dan benih padi 2,7 juta hektar. Kementan juga melakukan mekanisasi produksi.

Demikian juga dengan produksi jagung yang hanya dalam kurun waktu 3 tahun, Andi Amran Sulaiman mampu membalikkan kondisi dari Indonesia sebagai negara pengimpor jagung menjadi negara pengekspor jagung.

Sementara itu, pengamat politik dan kebijakan publik, Muhammad Saiful mengatakan kerja keras Andi Amran Sulaiman memang sudah bisa diprediksi akan membuahkan hasil yang cemerlang.

Baca juga : Transisi Menuju Endemi, Industri Pernikahan Perlahan Mulai Bangkit

Hal ini ditandai dengan adanya kekaguman dunia internasional terhadap pembangunan pertanian Indonesia serta sangat mengapresiasi hasil kerja Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah komando Menteri Andi Amran saat itu.

Bahkan negara-negara anggota Food and Agriculture (FAO) atau Badan Pangan Internasional di bawah naungan Perserikatan Bangsa-bangsa terpukau oleh progresifnya laju pembangunan pertanian Indonesia.

"Pengakuan dunia internasional ini merupakan hasil kerja  yang progresif dan militansi yang tinggi sepanjang 4 tahun pemerintahan Jokowi-JK di sektor pertanian. Seingat saya, baru kali itu sejak era reformasi, pertanian Indonesia mendapat ‘applause’ dari dunia," kata peneliti dari Pusat Kajian Politik dan Kebijakan Publik (PKPK), Selasa (24/5).

Menurut Saiful, semua apresiasi terhadap capaian tersebut tidak lepas dari cara kepemimpinan Menteri Amran saat itu dalam melakukan terobosan kebijakan di sektor pertanian.

"Kata kuncinya, gaya kerja yang radikal dari Mentan, seperti yang pernah diungkapkan rektor IPB dulu, menjadikan pertanian Indonesia sangat dinamis dengan lompatan-lompatan positif," imbuhnya.

Baca juga : Bursa Pilpres 2024, Pengamat Nggak Yakin Ganjar Bakal Dongkrak Suara PDIP

Apresiasi ini, kata Saiful, menjadi modal kuat bagi Kementan untuk terus berupaya mempercepat laju pembangunan pertanian Indonesia dengan titik tumpu kesejahteraan petani.

"Pembangunan pertanian Indonesia di bawah kepemimpinan Menteri Amran sudah on the track. Dunia mengakui itu dan hasil kerja keras ini layak diberi apresiasi," pungkasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.