Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Institusi Pendidikan Tak Boleh Abai Terhadap Penyebaran Ideologi Radikal

Kamis, 2 Juni 2022 22:50 WIB
Pengamat pendidikan nasional Darmaningtyas (Foto: Istimewa)
Pengamat pendidikan nasional Darmaningtyas (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia kembali dikejutkan dengan penangkapan seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Jawa Timur yang diduga masuk jaringan terorisme global. Hal itu menunjukkan bahwa paparan ideologi radikal terorisme tidak mengenal status dan tingkat pendidikan. Infiltrasi paham ini telah lama masuk dalam sektor pendidikan melalui berbagai celah yang seakan diabaikan lembaga pendidikan.

Pengamat pendidikan nasional Darmaningtyas menyayangkan peristiwa tersebut. Ia menilai, sejatinya radikalisme di kampus merupakan tanggung jawab semua pihak. Upaya pembenahannya tidak bisa hanya dibebankan pada kampus semata, namun institusi pendidikan secara keseluruhan.

Baca juga : Irigasi Pertanian Tingkatkan Kesejahteraan Petani Probolinggo

“Itu bukan semata-mata tanggung jawab pihak kampus, tetapi juga institusi pendidikan secara keseluruhan, mulai dari SMP, SMA juga. Kalau doktrinnya di SMP dan SMA itu sudah kuat, ya tentunya ketika menjadi mahasiswa pun mereka tidak bisa digoyahkan. Jadi ini menjadi tanggung jawab bersama,” ujar Darmaningtyas, di Jakarta, Kamis (2/6).

Ia menjelaskan, tidak ada yang salah dengan sistem penerimaan mahasiswa di kampus. Sebab, pada dasarnya perguruan tinggi merupakan tempat yang ingin dimenangkan setiap kelompok atau golongan untuk bisa eksis.

Baca juga : Presisi Award Bentuk Apresiasi Terhadap Penegak Hukum

“Saya kira kalau dalam proses penerimaannya itu tidak ada yang salah. Tapi saya katakan bibit-bibit itu sudah muncul sejak dulu. Pasca-reformasi itu, justru di kampus-kampus negeri dikuasai kelompok-kelompok yang cenderung ke kanan,” tutur Darmaningtyas.

Ia menyayangkan jika ada institusi perguruan tinggi yang cenderung meremehkan masalah radikalisme di lingkungan kampus. Menurutnya, ini cenderung akan membuat mahasiswa terhegemoni pandangan-pandangan radikal yang tidak disadari.

Baca juga : Valentino Ratulangi: Paduan Top Aspal Track Day Mandalika Dan Ban GT Radial

“Sebenarnya, akan menjadi bahaya kalau masalah radikalisme di kampus ini dianggap remeh, didiamkan saja, dan tidak ada counter wacana. Karena jumlahnya kan mungkin sedikit. Justru karena sedikit itu mereka menjadi militan,” jelasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.