Dark/Light Mode

Dolar Tembus Rp 15 Ribu

Ekonomi Masih Aman Kan?

Selasa, 5 Juli 2022 06:50 WIB
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah. (Foto : Istimewa).
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah. (Foto : Istimewa).

 Sebelumnya 
“Begitu juga dengan migas. Selama defisit impor migas dan masalah harga tinggi impor energi masih belum dapat diatasi, maka pemerintah perlu membayar lebih banyak menggunakan devisa dalam bentuk mata uang dolar AS. Termasuk untuk membayar utang dalam bentuk dolar AS,” ulas Sugiyono.

Dalam posisi ini, ia menilai ekonomi Indonesia cukup rentan. Namun, devisa Indonesia saat ini relatif masih aman untuk membiayai impor sekitar 7-9 impor. Menjadi berisiko jika devisa hanya tinggal 3 bulan untuk membiayai impor.

Sementara, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core), Mohammad Faisal menjelaskan, secara global, melemahnya rupiah karena banyak tekanan dan kekhawatiran terhadap resesi di negara maju dengan pengetatan moneter dan fiskal. Tentu, hal ini berdampak pada nilai tukar.

Baca juga : 10 Ribu Tambahan Kuota Haji Hangus

Dalam satu bulan terakhir, suku bunga acuan The Fed telah meningkat 125 basis poin. Terakhir, dinaikkan 75 basis poin, dan sebelumnya 50 basis poin.

“Belum pernah terjadi dalam 30 tahun terakhir, The Fed menaikkan lebih dari 25 basis poin. Jadi ini pengetatan cepat dan dampaknya besar, mendorong capital flow dari negara berkembang,” terang Faisal.

Meski rupiah mengalami pelemahan, tapi relatif lebih baik dibandingkan mata uang lainnya. Kata Faisal, BI masih melakukan intervensi pasar agar pelemahan tidak signifikan. Instrumennya, mengucurkan devisa ke pasar agar rupiah tidak sampai Rp 15 ribu per dolar AS.

Baca juga : Polarisasi Akan Menguat?

Untungnya, kata dia, cadangan devisa (cadev) kita sangat besar. Bulan terakhir saja, cadev Indonesia mencapai 135 miliar dolar AS. Meski angka ini mengalami tren penurunan dari semula 140 miliar dolar AS. Namun, masih tetap mampu membiayai 6-7 bulan impor.

Dengan melihat cadev yang masih aman dan pelemahan rupiah yang tidak begitu parah dibanding mata uang negara lain, Faisal menilai, ekonomi Indonesia relatif aman.

“Tetapi, biar bagaimanapun kondisi global sedang ada ketidakpastian yang tetap harus dipantau lebih ketat dari waktu ke waktu. Karena efek pergerakan bisa jadi tidak sama atau dinamis dari yang diperkirakan. Kuncinya adalah sinergi dari kebijakan Pemerintah fiskal dan moneter harus sejalan,” pungkasnya. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.