Dark/Light Mode

Suara Pesantren Pecah

Santri Dan Kiai Sekarang Melek Ideologi Lho

Rabu, 13 Juli 2022 07:40 WIB
Direktur Eksekutif Trias Politik Strategis Agung Baskoro. (Foto: Twitter)
Direktur Eksekutif Trias Politik Strategis Agung Baskoro. (Foto: Twitter)

 Sebelumnya 
Selain soal program, dalam sistem Pileg dan Pilpres serentak, faktor capres-cawapres lebih berpengaruh ketimbang partai. Di titik ini, partai-partai nasionalis mesti bisa membaca sekaligus mengajak sosok berpengaruh bagi kaum santri. Baik menjadi pejabat struktural di DPP, maupun untuk diusung sebagai capres-cawapres bersama pilihan partai nasionalis agar mereka semakin terwakili.

“Jika program dan faktor figur ini berhasil direspon dengan baik oleh partai nasionalis, maka bukan tak mungkin insentif elektoral secara signifikan bakal diterima kembali,” paparnya.

Baca juga : AS-Rusia Berantem Di DK PBB, Bantuan Ke Suriah Terancam Distop

Sementara itu, Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komaruddin menyebut, hampir di setiap pemilu, suara basis pemilih Islam, termasuk pesantren, selalu terpecah. Baik ke partai-partai berbasis massa Islam seperti PKB, PPP, PAN, dan PKS, maupun ke partai nasionalis.

“Ada banyak golongan dan kelompok dalam Islam. Ormasnya beda-beda, pilihannya partainya tentu beda juga. Yang tradisional ke PKB dan PPP, yang modern ke PKS atau PAN,” tutur Ujang kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Di Atas Angin, Skuad Singo Edan Dilarang Remehkan Lawan

Suara pesantren juga mulai diambil partai nasionalis melalui perekrutan tokoh dan kiai kunci di basis massa pesantren. Bahkan, menjadi pejabat struktural penting di DPP.

Selain itu, setiap partai nasionalis juga punya sayap partai atau organisasi yang menjalankan program-program ke-Islaman. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.