Dark/Light Mode

Prof. Tjandra: Hati-hati Menafsirkan Data Covid, Apalagi Kalau Jumlah Tesnya Beda

Sabtu, 16 Juli 2022 14:58 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Dok. Pribadi)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Dok. Pribadi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Direktur WHO Prof. Tjandra Yoga Aditama menyoroti jumlah kasus positif Covid di Inggris.

Data resmi pemerintah Inggris per 13 Juli 2022 menunjukkan, jumlah kasus positif Covid di Inggris dalam periode 2-6 Juli 2022 mencapai 174.961 orang. Atau nyaris 25 ribu orang per hari.

Angka ini terus meningkat. Bahkan, Dailymail edisi 16 Juli 2022 melaporkan, jumlah kasus Covid di Inggris menyentuh angka 800 ribu dalam sepekan. Atau lebih dari 100 ribu per hari.

Sementara laman Our World In Data edisi 16 Juli 2022 menyebut, per 14 Juli 2022, tercatat 191.860 kasus baru di Inggris. Hampir 200 ribu sehari. Meski angka rata-rata seminggu, masih di sekitar angka 55 ribu orang.

“Kalau kita bandingkan dengan Indonesia, yang saat ini tercatat sekitar 2 ribu, atau belakangan ini 3 ribuan orang per hari, angkanya jauh lebih rendah,” kata Prof. Tjandra dalam keterangannya, Sabtu (16/7).

Baca juga : Tinjau Arafah, Menag Pastikan Layanan Jamaah Haji Optimal

Menurutnya, perbandingan angka ini dapat memberi kesan yang keliru.

Perlu diketahui, jumlah test di Inggris dalam seminggu menurut laman https://coronavirus.data.gov.uk/, mencapai sekitar 1,5 juta. Tepatnya, ada 1.449.568 pemeriksaan virus per minggu, atau lebih dari 200 ribu per hari.

Angka ini tampaknya akan terus meningkat.

Sementara di Indonesia, jumlah tes harian masih kurang dari 100 ribu orang. Padahal, jumlah penduduk Indonesia mungkin 3 atau 4 kali lebih banyak dibanding Inggris.

"Artinya, kalau ingin mengetahui bagaimana situasi Covid-19 yang sebenarnya di lapangan, maka jumlah tes harian kita harus dinaikkan beberapa kali lipat lagi,” jelas Prof. Tjandra, yang juga Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI.

Baca juga : Cegah Peluang Penyebaran Penyakit Zoonosis, Terapkan One Health Di Kota/Kabupaten

"Hanya dengan data yang tepat, kita dapat merumuskan kebijakan yang terbaik untuk melindungi anak bangsa,” imbuhnya.

Yang juga menarik, laporan Inggris dalam laman https://coronavirus.data.gov.uk/details/cases menjelaskan, dari 22.243.956 total kasus, terdapat 21.054.108 orang yang baru pertama kali sakit dan 1.188.948 sakit berulang.

"Akan baik, kalau laporan kita juga menampilkan data reinfeksi seperti ini,” ucap Prof. Tjandra.

Sementara itu, laporan mingguan Covid-19 dunia oleh WHO versi 13 Juli 2022 menyebutkan, jumlah kasus terus meningkat dalam 5 minggu belakangan ini.

Pada periode 4-10 Juli 2022, terdata 5,7 juta kasus baru di dunia.

Baca juga : Depo Bangunan Catat Kenaikan Penjualan Di Awal Tahun 2022

"Kalau di dunia terus meningkat, maka peningkatan juga bisa terjadi di negara kita. Karena itu, kita harus waspada," tutur Prof. Tjandra.

Dalam situasi ini, ada tiga hal yang sejak sekarang harus dilakukan. Pertama, penerapan protokol kesehatan dengan ketat. Kedua, meningkatkan jumlah testing dan tracing secara masif. Ketiga, peningkatan vaksinasi, termasuk booster.

Sampai saat ini, jumlah penduduk Indonesia yang sudah divaksin booster, baru mencapai seperempat dari total sekitar 273 juta jiwa. Masih ada tiga perempat penduduk, yang belum dapat booster.

Sedangkan yang sudah divaksin lengkap, baru mencapai dua pertiga. Atau masih ada sepertiga warga RI yang belum divaksin lengkap. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.