Dark/Light Mode

HUT Ke-12 BNPT

Komjen Boy Rafli Perkuat Pentahelix, Cegah Radikalisme

Selasa, 19 Juli 2022 16:43 WIB
Foto: Humas BNPT.
Foto: Humas BNPT.

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) makin gencar mendorong program pentahelix. Hal itu dilakukan untuk mencegah berkembangnya intoleransi, radikalisme dan terorisme.

Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar menyatakan, pentahelix atau multipihak merupakan unsur kolaborasi yang menggabungkan berbagai pihak seperti akademisi, pengusaha, komunitas, pemerintah, dan media.

Ia yakin, program ini akan mampu menjadikan upaya pencegahan secara maksimal. Sebab desainnya melibatkan seluruh unsur masyarakat.

Baca juga : BNPT: Perlu Kerja Sama Pentahelix Pencegahan Radikalisme Dan Terorisme

"BNPT mengembangkan grand strategy ini dengan melibatkan beragam unsur," kata Boy Rafli, saat Presidential lecture bertema Gelorakan Sinergi Bangsa dalam Mencegah Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme Menuju Indonesia Harmoni, dalam peringatan HUT BNPT ke-12, di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, kontribusi masyarakat begitu krusial, misalnya dapat mengambil peran dalam memutus rantai penyebaran ideologi, mendeteksi keberadaan kelompok teroris, maupun dalam mengontrol tindak-tanduk jaringan kekerasan ini.

Mantan Kapolda Banten ini pun meminta agar setiap warga dengan tugas dan fungsinya masing-masing bersinergi mewujudkan Indonesia Harmoni.

Baca juga : HUT Ke-76, BNI Perkuat Eksistensi Jadi Bank Bisnis Global

"Guna menjalankan tugas dan amanat negara, BNPT sebagai leading sector dalam penanggulangan terorisme menghasilkan berbagai rumusan dan melaksanakan kebijakan untuk mencegah potensi ancaman dan menguatkan imunitas masyarakat dalam menangkal pengaruh kelompok radikal terorisme," paparnya.

Selain itu, kata Boy, BNPT juga terus memperluas kerja sama pada berbagai sektor untuk mendukung program ini. Seperti, 46 kementerian/lembaga melalui program sinergisitas, 6 kementerian/lembaga dalam penanggulangan terorisme di 5 provinsi sasaran, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Tengah.

Kerja sama 5 provinsi ini dilakukan melalui pembangunan infrastruktur fisik, seperti rumah susun, rumah ibadah, balai latihan kerja, dan sarana publik lainnya.

Baca juga : Kepala BNPT Minta Praja IPDN Deteksi Dini Gerakan Radikalisme

Begitu juga dengan pembangunan non fisik seperti pelatihan keterampilan wirausaha, pengembangan wawasan keagamaan hingga moderasi beragama.

"Kemudian 11 organisasi masyarakat dan keagamaan, 12 lembaga Pendidikan dan lembaga riset, media, serta 19 badan usaha milik negara dan daerah," jelasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.