Dark/Light Mode

Belum Mau Naikin Harga BBM

Jokowi Terbayang Demonya

Sabtu, 6 Agustus 2022 07:30 WIB
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan pada Silaturahmi Nasional (Silatnas) Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/8/2022). Silatnas dan HUT ke-19 PPAD tersebut mengangkat tema Memperkokoh Persatuan Untuk Kemakmuran Bangsa. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/rwa).
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan pada Silaturahmi Nasional (Silatnas) Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/8/2022). Silatnas dan HUT ke-19 PPAD tersebut mengangkat tema Memperkokoh Persatuan Untuk Kemakmuran Bangsa. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/rwa).

 Sebelumnya 
Untuk diketahui, harga BBM jenis Pertalite dengan oktan 90 memang masih murah dibandingkan bensin serupa buatan Shell, BP dan Vivo. Misalnya, di SPBU BP, harga bensin oktan 90 dibanderol Rp 17.195 per liter. SPBU Vivo menjual BBM dengan RON 89 sebesar Rp 9.990 per liter. Sementara Shell melepas harga BBM RON 92 di angka Rp 17.300 per liter.

Sebelumnya, pemerintah memang sudah menaikkan harga BBM non subsidi jenis Pertamax Cs. Yaitu Pertamax Turbo yang semula dijual dengan harga Rp 16.200 hingga Rp 16.900 kini menjadi Rp 17.900 hingga Rp 18.600.

Begitu juga dengan Dexlite yang semula dibanderol Rp 15.000-Rp 15.700 naik menjadi Rp 17.800-Rp 18.500.

Baca juga : Jokowi Memuaskan Di Mata Pemilihnya

Sementara Pertamina Dex dari harga Rp 16.500-Rp 17.200 kini per liter dihargai Rp 18.900-Rp 19.600.

Lalu apa kata ekonom? Ekonom INDEF, Prof Didik Junaidi Rachbini heran kenapa Jokowi tidak seberani biasanya dalam mengambil keputusan. "Di awal pemerintahannya, Presiden tegas mengambil keputusan mengurangi subsidi cukup besar, tetapi memberikan subsidi langsung untuk rakyat miskin," kata Didik.

Hal senada dikatakan, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan. Dia mengatakan, ada dua opsi yang bisa dilakukan pemerintah untuk menekan subsidi BBM, khususnya Pertalite dan solar. Yaitu dengan menambah kuota atau menaikkan harga.

Baca juga : Puan Gerak Di Jalan Senyap

Dia menilai langkah yang ditempuh pemerintah tersebut tak mampu untuk mencegah kebobolan kuota BBM di tahun ini. Perbedaannya hanya besaran kuota jebol.

Menurutnya, jika ada pembatasan, maka kuota BBM subsidi yang ditetapkan hanya sedikit melebihi kuota tahunan. Namun, jika tak dibatasi, jebol kuota BBM subsidinya bakal lebih besar.

Mamit melihat, jika tidak ada penambahan kuota, maka stok solar dan Pertalite hanya mampu bertahan sampai akhir Oktober 2022. Kondisi ini tentu akan menimbulkan polemik, sebab Pertamina Patra Niaga (PPN) dinilai bakal membatasi penyaluran BBM subsidi ke seluruh SPBU untuk menjaga stok bertahan sampai akhir tahun.

Baca juga : Bertemu PM Dan Kaisar Jepang, Jokowi Benar-benar Dimuliakan

Jika PPN membatasi penyaluran, sambungnya, maka akan terjadi antrean di lapangan karena stok makin terbatas. Kondisi ini akan membuat banyak masyarakat dan bahkan yang seharusnya berhak jadi tak bisa mendapatkan Pertalite dan solar. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.