Dark/Light Mode

Pesan Moeldoko Usai Traktir Milenial KSP Nonton Sayap Sayap Patah

Kamis, 1 September 2022 21:44 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyampaikan pesan dan kesan setelah nonton bareng film Sayap Sayap Patah bersama para milenial yang bekerja di Kantor Staf Kepresidenan (KSP) di Metropole XXI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (31/8). (Foto: Istimewa)
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyampaikan pesan dan kesan setelah nonton bareng film Sayap Sayap Patah bersama para milenial yang bekerja di Kantor Staf Kepresidenan (KSP) di Metropole XXI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (31/8). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyampaikan pesan dan kesan setelah nonton bareng film Sayap Sayap Patah bersama para milenial yang bekerja di Kantor Staf Kepresidenan (KSP) di Metropole XXI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (31/8).

"Malam ini saya mentraktir anak-anak muda dan milenial di Kantor Staf Kepresidenan. Saya punya tujuan, pertama, mereka saya inginkan memaknai sebuah peristiwa agar mereka tahu dan paham bahwa ada sebuah peristiwa besar," ujar Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat diwawancara.

"Karena kebetulan anak-anak ini yang kerja di Kantor Staf Presiden yang relatif berdekatan dengan pengambilan-pengambilan kebijakan. Kalau mereka bisa memaknai sebuah peristiwa, maka mereka akan kaya dengan input untuk merumuskan kebijakan," lanjutnya.

Moeldoko juga menegaskan bahwa tayangan film itu memberikan pelajaran bagi masyarakat terutama generasi muda agar bersama-sama mencegah berkembangnya paham radikalisme. Ia mengajak semua pihak menanamkan nilai-nilai kemanusiaan.

Baca juga : Moeldoko Traktir Anak Muda KSP Nonton Film Sayap-Sayap Patah

"Saya pikir ini sebuah upaya sosialisasi ya, ini berkaitan dengan kemanusiaan, siapa pun yang melihat situasi seperti itu, maka kemanusiaanya akan tersentuh, ini pelajaran terdalam dari peristiwa itu," tegasnya.

Selain itu, ia juga berharap film ini menjadi pelajaran bagi milenial jika kedepannya ada diantara mereka yang memiliki pasangan dari seorang prajurit dapat memahami pekerjaan pasangannya dalam berjuang membela negara.

"Siapa tahu dari mereka nanti ada yang dapat (pasangan) dari tentara atau polisi dapat memahami ya seperti itulah tugasnya," pesannya.

Begitupun melihat dari pengalaman semasa jadi komandan lapangan, Moeldoko merasakan betapa beratnya menghadapi situasi ketika harus menyampaikan pesan kepada keluarga prajurit yang gugur dalam tugas.

Baca juga : Brando Ajak Milenial Usaha Kopi Dan Penikmat Kopi

"Pada saat saya operasi di Timor Timur, tiga anggota saya gugur, dan kembali dari operasi saya sangat sulit menghadapi istrinya. Tadi dilukiskan ya seperti itulah kondisinya. Itu dua hal sebagai pelajaran. Saya secara pribadi melihat film ini luar biasa," ungkap Mantan Panglima TNI itu.

Film Sayap Sayap Patah yang disutradarai Rudi Soedjarwo ini diangkat dari kisah nyata yaitu ketika peristiwa kerusuhan di Rutan Mako Brimob pada 8 Mei 2018. Saat itu para Narapidana melakukan perlawanan dan menahan 5 petugas Datasemen Khusus (Densus) 88 yang bertugas.

Dalam kejadian ini, 5 orang anggota Densus 88 meninggal menjadi korban aksi kejahatan para napi. Film bergenre drama dan action ini juga memotret salah satu anggota Densus 88, Adji yang dibintangi oleh Nicholas Saputra tengah menanti kelahiran anak pertamanya dari sang istri, Nani yang diperankan oleh Ariel Tatum.

"Kapanpun dan dimanapun menonton, ini sebuah peristiwa. Anda harus memaknai ini sebuah peristiwa sehingga kita semakin menjadi bangsa yang semakin strong, semakin kuat," pungkas Moeldoko.

Baca juga : Srikandi NTT Gaet Milenial Lewat Senam Zumba

Sementara itu, Produser film Sayap Sayap Patah, Denny Siregar yang juga bergabung dalam nonton bareng menyampaikan bahwa dengan adanya film ini masyarakat terutama milenial tidak lupa dengan tragedi pada tahun 2018 yang menimpa anggota Densus 88.

"Harusnya film ini harus ditonton sama milenial, banyak milenial itu yang nggak tau kejadian ini ya, atau ada yang lupa," ujar Denny.

"Ini harus jadi momen sebenarnya, ini bukan masalah Densus 88 atau siapapun, tapi cara-cara kita menghargai orang-orang yang gugur dalam tugasnya. Mungkin orang nggak ngerti kuburnya di mana, mungkin orang lupa, tapi film ini akan mengabadikan semuanya," tandasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.