Dark/Light Mode

Waspada Krisis, Jokowi Dorong Startup Terjun Ke Industri Pangan

Senin, 26 September 2022 13:12 WIB
Presiden Jokowi. (Foto: Ist)
Presiden Jokowi. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Krisis pangan terus mengancam sebagian besar negara setelah invasi Rusia ke Ukraina di awal tahun kemarin. Lembaga-lembaga internasional melaporkan, sebagian besar negara-negara besar maupun negara berkembang mengalami kesulitan. Hal ini diprediksi akan lebih parah di masa mendatang. 

"Dunia sekarang ini pada posisi yang tidak gampang, posisinya betul-betul pada posisi yang semua negara sulit. Lembaga-lembaga internasional menyampaikan tahun ini, tahun 2022, sangat sulit. Tahun depan, mereka menyampaikan, akan lebih gelap," ujar Presiden Jokowi dalam sambutannya saat membuka BUMN Startup Day Tahun 2022 di ICE BSD City, Minggu (25/9).

Berdasarkan pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Jokowi memperkirakan, perang antara Rusia dan Ukraina ini akan berlangsung lama.

Artinya, ancaman krisis pangan sudah pasti akan berlangsung lama. Korban jiwa akan terus berjatuhan. Bukan hanya karena perang, tapi juga karena kelaparan.

Baca juga : Datangi Kemendagri, PAPDESI Dorong Peningkatan Kapasitas Perangkat Desa

"Itu berakibat pada kesulitan-kesulitan yang lain, krisis pangan, krisis energi, krisis finansial, Covid-19 yang belum pulih. Akibatnya kita tahu, sekarang ini baru saja saya dapat angka 19.600 orang setiap hari mati kelaparan karena krisis pangan," tambahnya.

Melihat ancaman di depan mata, Presiden Jokowi kemudian mengajak anak-anak muda yang saat ini menguasai startup untuk membangun industri pangan.

Berdasarkan analisis, pertumbuhan startup Indonesia terus meningkat dimana tahun 2022 ini mengalami peningkat jauh dari tahun 2020, yakni delapan kali lipat dan diperkirakan mencapai Rp 632 triliun.

"Untuk saudara-saudara, saya melihat ini justru ada peluang, ada opportunity, yang bisa dilakukan karena ekonomi digital kita tumbuh pesat dan tertinggi di Asia Tenggara. Melompat delapan kali lipat dari 2020 kira-kira Rp 632 triliun, melompat menjadi Rp 4.531 triliun nanti di 2030," ucap Jokowi.

Baca juga : Partai Garuda: Biarkan Itu Jadi Urusan MK

Dengan peningkatan ini, Jokowi memastikan akan menjadi peluang besar dan juga menjadi kesempatan buat pengusaha-pengusaha muda yang sangat paham dunia digital. Soalnya, pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 77 persen, dan penggunaannya 8 jam 36 menit setiap hari.

"Besar sekali potensi yang ada. Startup Indonesia ini tertinggi keenam di dunia. Pertama memang Amerika, India, UK, Kanada, Australia, Indonesia nomor enam. Ini juga sebuah potensi yang besar, yang harus kita kembangkan," tuturnya.

Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta ini, sejauh ini financial teknologi atau fintech masih menjadi tertinggi 23 persen, dan kemudian jenis retail sebesar 14 persen.

Sementara yang menjadi masalah besar di dunia adalah ancaman krisis pangan, dan diprediksikan masalah ini yang harus dipecahkan oleh teknologi dan menjadi peluang besar.

Baca juga : Ekspor Industri Manufaktur Naik 24 Persen

"Itu adalah kesempatan, itu adalah peluang, itu adalah opportunity, dan agriculture hanya 4 persen. Hati-hati, ini ada kesempatan besar di situ. Karena di dalam urusan pangan itu ada yang namanya urusan produksi, ada yang namanya urusan distribusi, ada yang namanya urusan pasar. Di sini ada peluangnya semuanya," ingat Jokowi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.