Dark/Light Mode

KIP Tunggu Info Lanjutan BPOM, Setelah Rilis 5 Sirup Obat Dengan Etilen Glikol

Kamis, 20 Oktober 2022 19:11 WIB
Ilustrasi obat dalam bentuk cair (Foto: Istimewa)
Ilustrasi obat dalam bentuk cair (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua Komisi Informasi Pusat Arya Sandhiyudha mengapresiasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yang telah merilis 5 sirup obat dengan kandungan etilen glikol (EG), sebagai implementasi kewajiban badan publik, untuk menyampaikan informasi serta-merta.

Namun, dia menilai, BPOM masih harus memberikan keterangan lebih lengkap, secara berkala.

"Rilis tersebut sangat baik, karena membuka data terkait 5 jenis obat sirup. Tapi, perlu dijelaskan lagi, bagaimana kabar obat lainnya, yang sebelumnya disebutkan berjumlah 15," kata Arya dalam keterangannya, Kamis (20/10).

Baca juga : Ini Dia, Daftar 5 Sirup Obat Dengan Etilen Glikol Melebihi Ambang Batas

"Bagaimana dengan 10 obat lainnya? Itu perlu dijelaskan, karena sudah tersebar di masyarakat," imbuhnya.

Tak kalah penting, Arya juga meminta badan publik terkait, untuk terus meng-update informasi mengenai ginjal akut pada balita dan anak-anak.

"Dalam perspektif Undang-Undang (UU) Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, hal sedemikian memang wajib disampaikan oleh BPOM dan/atau Badan Publik terkait. Karena itu kategori informasi serta-merta. Dampaknya, luas di masyarakat," beber Arya.

Baca juga : Ngeri Bener, 15-18 Obat Sirup Yang Diuji Mengandung Etilen Glikol

Menurutnya, informasi serta-merta tersebut berguna sebagai daya antisipasi dan tangkal masyarakat terhadap penyakit. Terkait jenis obat atau apa yang harus diantisipasi oleh masyarakat, atau obat alternatif.

"Jenis obat apa saja, harus dijelaskan. Ini penting, agar masyarakat bisa menghindari. Mengingat banyak nama atau merek obat yang beredar di masyarakat. Sehingga, harus diberikan kepastian, agar tidak menimbulkan kepanikan," papar Arya. 

Selain itu, Arya juga menegaskan perlunya penyampaian perkembangan informasi berkala. Mengingat pentingnya sosialisasi pengetahuan baru terhadap penyakit ini kepada masyarakat.

Baca juga : Vaksin Covid-19 Indovac Siap Digunakan Dalam Negeri Dan Ekspor

"Badan publik terkait juga perlu terus memperbarui update terkait informasi, mengenai ginjal akut pada balita dan anak-anak," ucap Arya.

Dia bilang, ini mirip kewajiban saat Indonesia menghadapi pandemi Covid-19, sebagai penyakit yang baru dikenal masyarakat.

"Harus ada update informasi terhadap secara berkala. Badan publik wajib menyampaikannya," pungkasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.