Dark/Light Mode

Indonesia Maju 2045

Pemerintah Wajib Manfaatkan Bonus Demografi

Jumat, 28 Oktober 2022 20:13 WIB
Wakil Rektor Universitas Paramadina, Handi Risza. (Foto: Istimewa)
Wakil Rektor Universitas Paramadina, Handi Risza. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Rektor Universitas Paramadina, Handi Risza mengatakan, akan ada momentum besar Indonesia pada 2045, yaitu 100 tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Sementara saat ini sebanyak 80 persen warga Indonesia tengah berada di usia produktif.

Bonus demografi tersebut harus diberdayakan untuk menggapai Indonesia maju pada 2045. Apa yang terjadi di tahun 2045 nanti, kata dia, kelas menengah akan tumbuh subur, termasuk Indonesia.

"Penggunaan teknologi juga akan semakin maju, perubahan iklim, perubahan geopolitik, lembaga internasional akan dikuasai oleh negara-negara margin market seperti Indonesia, itu yang perlu kita lihat sebagai nilai positif kita saat ini," tuturnya dalam dalam diskusi Tantangan Dunia Kerja di Tahun Turbulensi 2023 yang diselenggarakan Universitas Paramadina, Kamis (27/10).

Handi menuturkan, bonus demograsi adalah anugerah untuk sebuah bangsa. Di Jepang, pasca kalah di Perang Dunia Kedua, mereka mampu bangkit dan menjadi negara dengan ekonomi dan penguasaan teknologi terbaik sampai saat ini.

Baca juga : Pemerintah Mau Bebaskan Laut Indonesia Dari Sampah Plastik

Begitu juga di Korea Selatan, meski sangat miskin pada tahun 1960-an, kini kemampuan sumber daya yang mereka miliki merupakan salah satu yang terbaik di dunia.

Jika dilhat, saat ini baginya merupakan golden moment sampai 2030. Karena pada periode tersebut jumlah usia produktif paling besar pada periode tersebut. Saat ini 80 persen populasi berada pada usia produktif.

"Artinya jika dikelola dengan baik, mereka memiliki pekerjaan yang baik, inilah momen pertumbuhan kita, sehingga diharapkan 2045 kita sudah sejahtera," jelasnya.

Handi juga mengingatkan, bonus demografi ini juga dapat jadi bencana. Jika lapangan pekerjaan sedikit, maka anak muda yang menganggur. Sehingga ini akan menjadi beban negara lantaran karena harus membayar subsidi.

Baca juga : Moeldoko : Indonesia Serius Wujudkan Kedaulatan Digital

Jika semua dapat dikelola dengan baik, kita harapkan pada tahun 2045 Indonesia bisa menjadi salah satu kekuatan besar perekonomian dunia.

"Tentu saja dengan melakukan mitigasi-mitigasi yang sedang terjadi, harus mampu menjaga daya beli masyarakat dan juga peningkatan ekspor dan impor," sebutnya.

Ekonom dari Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin menambahkan, jika pertumbuhan ekonomi bagus, maka perusahaan akan melakukan ekspansi dan membuka lapangan pekerjaan baru.

Namun kalau pertumbuhan ekonomi rendah, maka perusahaan akan mengerem ekspansinya bahkan membuat efisiensi sehingga lapangan pekerjaan menjadi lebih lebih sulit.

Baca juga : Pemerintah Gratiskan Fomepizole Untuk Pasien Gagal Ginjal Akut

Dikatakan, Indonesia akan menghadapi era di mana krisis akan sering terjadi. Namun, gidak perlu takut kepada risiko. Tapi harus pandai menghadapinya.

"Dari pembacaan saya dari literatur dan juga pengalaman, supaya bisa survive di era ketidakpastian seperti ini kita perlu mindset baru, attitude dan skill baru, dan model bisnis baru. Kalau kita menggunakan mindset lama, attitude lama, dan bisnis model lama kita tidak akan survive," paparnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.