Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Lukas Enembe Terima Kedatangan KPK

Tokoh Masyarakat Sentani: Seandainya Dari Awal Begini...

Sabtu, 5 November 2022 12:57 WIB
Lasarus Dike. (Foto: Ist)
Lasarus Dike. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gubernur Papua Lukas Enembe akhirnya bersedia diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan kasus korupsi yang dituduhkan kepadanya.

Kamis (3/11), di rumah kediamannya di Koya Tengah, Jayapura, Lukas diperiksa selama sekitar 1,5 jam oleh dua tim. Yaitu, pemeriksaan oleh tim kesehatan independen dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan tim penyidik KPK.

Sikap Lukas ini ditanggapi positif oleh sejumlah tokoh masyarakat sekitar Jayapura. Di antaranya, Lasarus Dike, kepala suku dari Kampung Sosiri, Sentani Barat, Kabupaten Jayapura. Lasarus mengapresiasi sikap koperatif Lukas terhadap KPK.

“Dari awal kami mengharapkan Bapa Lukas Enembe terbuka seperti itu, supaya tidak menimbulkan gejolak di masyarakat. Sebagai pemimpin seharusnya dia (Lukas) menjadi contoh. Tidak harus berbelit-belit sehingga tidak menimbulkan masalah lain-lain,” ujar Lasarus, di Jayapura, Sabtu (5/11).

Baca juga : Syarief Hasan Terima Bintang Tanda Jasa Dari Jepang

Di sisi lain, Lasarus juga menyayangkan munculnya polemik dan berbagai gejolak yang telah terjadi selama beberapa bulan terakhir di tengah masyarakat Papua akibat sikap Lukas yang dinilainya berbelit-belit.

“Sebagai pemimpin, apa yang Lukas buat sekarang ini sangat baik, dan itu menenangkan banyak masyarakat di bawah. Hanya sayangnya, kenapa tidak dari dulu. Kalau dari awal-awal begini, sudah pasti lebih aman sehingga tidak harus jadi polemik di tengah masyarakat,” tuturnya.

Lasarus menyebut beberapa sikap Lukas yang dinilainya berbelit-belit dan menimbulkan polemik. Seperti, meminta KPK agar memeriksanya di lapangan terbuka dengan menggunakan hukum adat, lantaran Lukas adalah kepala suku besar orang Papua.

Kemudian, Lukas juga menolak KPK memanggil istri dan anaknya diperiksa di Jakarta karena Lukas sedang sakit. Dia beralasan, dalam adat Papua, kalau suami sedang sakit maka istri dan anaknya tidak diperbolehkan bepergian ke luar Papua.

Baca juga : Hadapi Tantangan Global, Masyarakat RI Perlu Saling Kerja Sama

Lukas juga dinilainya sengaja membiarkan kehadiran ratusan massa simpatisannya yang hingga kini masih menjaga rumah kediaman Lukas bersenjatakan panah, tombak, dan kampak. Sikap itu, bisa menghalang-halangi KPK memeriksa Lukas.

Lasarus pun mengimbau para simpatisan itu dapat segera meninggalkan rumah Lukas dan kembali ke rumah masing-masing, karena kehadiran mereka tidak lagi diperlukan.

Lasarus mengingatkan, perayaan Natal sudah dekat, para simpatisan Lukas agar kembali berkumpul dengan keluarganya masing-masing guna menyambut Natal.

Di sisi lain, Lasarus juga memuji KPK yang dinilainya telah menjunjung tinggi hak-hak kemanusiaan Lukas. Lasarus menyebut, apa yang dilakukan KPK sangat bagus, sangat memperhatikan aspek kemanusiaan, walaupun Lukas sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi.

Baca juga : Danone Indonesia Ajak Masyarakat Utamakan Pangan Sehat dan Gizi Anak

"Hal itu secara kemanusiaan juga bagus. Diperiksa dulu kesehatannya, kalau memang dia layak untuk dilanjutkan pemeriksaan kasus korupsinya dipersilakan. Jadi secara pribadi dan sebagai kepala suku, saya sangat mendukung apa yang dilakukan oleh KPK. Biar proses berjalan sesuai hukum dan aturan yang berlaku di negara kita," tutup Lasarus. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.