Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

100 Persen Hoax, Voice Note Soal Prediksi Gempa Di Waduk Cirata

Rabu, 23 November 2022 05:36 WIB
Ilustrasi gempa (Foto: Istimewa)
Ilustrasi gempa (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membantah voice note yang mengatasnamakan lembaganya.

Voice note itu yang beredar di masyarakat itu mengklaim adanya pergeseran lempeng ke arah Waduk Cirata Purwakarta, dan lempengan di paling ujung dekat Waduk Cirata. 

Serta adanya cahaya api menyala di Gunung Gede, yang menyebabkan erupsi, sehingga mengakibatkan gempa di wilayah Kampung Barong dan Kampung Sarongge, Kabupaten Cianjur.

Baca juga : Saran Ahli: Prokes Tetap Diperlukan

"Berita tersebut tidak benar. BMKG tidak pernah menyampaikan serta menyebarluaskan informasi tersebut," kata Kepala Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu dalam rilis resminya, Selasa (22/11).

"Berita itu hanya hoax atau isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan dan membohongi masyarakat, karena isu tersebut tidak memiliki dasar ilmiah yang jelas," tandasnya.

BMKG menegaskan, hingga kini, belum ada teknologi yang dapat memprediksi dengan tepat kapan, di mana, dan berapa kekuatan gempa yang akan terjadi.

Baca juga : Santri Mesti Mampu Berkiprah Di Mana Saja

Menurut informasi resmi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), hingga saat ini Gunung Gede masih berstatus level 1 atau normal.

Karena itu, Teguh mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh, oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Jika terjadi bencana gempa, masyarakat diminta menghindari dari bangunan yang retak  atau rusak diakibatkan oleh gempa.

Baca juga : Parpol Harus Cermat Seleksi Kandidatnya

Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa. Atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa, yang membahayakan kestabilan bangunan, sebelum kembali ke dalam rumah.

"Masyarakat diharapkan hanya percaya pada informasi resmi kebencanaan, yang dikeluarkan dari pihak yang berhubungan langsung dengan kejadian bencana seperti BKMG, BASARNAS, BNPB, TAGANA, TNI/Polri dan aparat pemerintahan setempat," pungkas Teguh. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.