Dark/Light Mode

Di Bumi Kartini, Kepala BPIP Bicara Peran Ulama Perempuan Dalam Merawat Kebangsaan

Jumat, 25 November 2022 20:27 WIB
Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) di Pondok Pesantren Hasyim Asy’ari Bangsri Jepara Jawa Tengah, Kamis (24/11). (Foto: Ist)
Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) di Pondok Pesantren Hasyim Asy’ari Bangsri Jepara Jawa Tengah, Kamis (24/11). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi mengatakan, perempuan ikut berperan dalam merawat peradaban kebangsaan.

“Perempuan itu setara dengan laki laki dan untuk perempuan-perempuan tuntutlah laki-laki untuk menggaungkan perempuan, misalnya karena terpinggirkan pendidikannya, maka laki-laki yang harus mendorong itu," kata Yudian, saat menjadi keynote speaker dalam Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) di Pondok Pesantren Hasyim Asy’ari Bangsri Jepara Jawa Tengah, Kamis (24/11). Acara ini dihadiri  500-an peserta Halaqah Kebangsaan.

Menilik sejarah penyelenggaraan dan dampak Kongres Ulama Perempuan Indonesia pertama hingga kedua, Yudian meyakini para ulama perempuan adalah aktor penting dalam mendorong perubahan sosial, merawat perdamaian, dan menjaga kelangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Baca juga : Relawan Damkar Disebar Ke Area Rawan Kebakaran

“Kami menaruh harapan besar bahwa kongres dan halaqah kali ini dapat menguatkan pemahaman keislaman yang menekankan keterhubungan perbagal isu kekinian yang memajukan isu-isu perempauan dengan menggunakan paradigma dan metodologi yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila," tuturnya.

Sementara itu, Deputi Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP, Prakoso mengapresiasi atas terselenggaranya Halaqah Kebangsaan Kongres Ulama Perempuan Indonesi (KUPI) di Kota Ukir tersebut.

“Dalam pandangan kami, halaqah yang sangat mulia ini tidak saja berperan penting guna merumuskan sikap dan pandangan keagamaan ulama perempuan Indonesia mengenai isu-isu aktual tertentu terkait hak-hak perempuan dengan menggunakan paradigma yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, tetapi juga menjadi satu wadah bagi munculnya gerakan-gerakan kolaboratif yang berdampak nyata bagi kemajuan muslimah Indonesia, serta bagi bangsa dan negara Indonesia yang sama-sama kita cintai ini," paparnya.

Baca juga : G20 EMPOWER Berhasil Ajukan Poin Kesetaraan Perempuan Dalam Leaders Declaration

Prakoso juga mengajak para peserta halaqah yang hadir untuk bersama sama membumikan nilai nilai Pancasila dengan mencontoh semangat Ikon Pahlawan Jepara seperti Ratu Shima, Ratu Kalinyamat, dan RA Kartini.

“Mari kita jadikan diskusi kali ini sebagai media dalam mengeksplorasi bentuk-bentuk peran ulama wanita dalam gotong royong pembumian Pancasila sebagaimana semangat para figur pahlawan Jepara," ucapnya.

Sementara itu, Ketua Pelaksana KUPI, Nyai Masrukha menyampaikan salah satu isu utama dari lima isu yang akan diputuskan melalui Musyawarah Keagamaan di Kongres ke-2 tersebut adalah keterlibatan perempuan dalam merawat kebangsaan dari ideologi dan tindakan ekstrimisme.

Baca juga : Ajinomoto Bersama Horeka Berikan Tips Cara Mengurangi Asupan Garam Berlebih

“Keunikan lain adalah pe-rujukan fatwa pada Konsitusi Republik Indonesia dan perundang-undangan yang berlaku. Keputusan ini merupakan komitmen penuh KUPI tentang cinta tanah air sebagai pilar keimanan (hubb al-watahon minal iman) dan nilai-nilai kebangsaan yang integral dengan prinsip-prinsip keislaman (maqashid syari‘ah). Keimanan ini menuntut seluruh jaringan KUPI untuk terus melakukan kerja- kerja perlindungan tanah air dan ketahanan bangsa dari ideologi yang intoleran yang menganjurkan kekerasan dan praktik-praktik destrkutif bagi keutuhan bangsa, terutama yang berdampak bagi rakyat miskin, perempuan, dan anak-anak," jelasnya.

Nyai Masrukha menambahkan adanya keunikan paradigmatik KUPI tentang pentingnya mendasarkan fatwa- fatwa keagamaannya pada pengalaman perempuan sebagai subjek fatwa yang harus masuk dalam semua konsepsi dasar dalam hukum Islam, seperti kerahmatan, keadilan, dan kemaslahatan.

Hadir pula Direktur Hubungan Antar Lembaga dan Kerjasama BPIP Elfrida Herawati Siregar, Guru Besar UIN Walisongo Semarang Mukhsin Jamil, tokoh senior ulama Perempuan Prof Mufidah Cholil, Paripurna Komisioner KPAI/Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Pdt Magdalena Sitorus, Ketua Komnas Perempuan 2015-2019, Azriana Manalu, Pengasuh Pondok Pesantren Hasyim Asy’ari, KH Nuruddin Amin,  dan para tokoh agama serta tokoh masyarakat Kabupaten Jepara.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.