Dark/Light Mode

Serang Balik Propaganda Kekerasan Dengan Narasi Cinta

Selasa, 13 Desember 2022 23:31 WIB
Habib Husein Jafar Al Hadar (Foto: Istimewa)
Habib Husein Jafar Al Hadar (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Aktivis di Gerakan Islam Cinta Habib Husein Ja'far Al Hadar mengutuk keras aksi teror aksi bom bunuh, di Polsek Astanaanyar, Bandung, Rabu (7/12). Dirinya menyebut, aksi keji itu merupakan musuh kemanusiaan, sebagai akibat dari kesalahpahaman dan propaganda atas nama agama yang disalahtafsirkan.

“Aksi teror itu adalah musuh kita bersama, apa pun agamanya. Karena mereka melawan kemanusiaan itu sendiri dan bahkan yang paling mendasar mereka melawan kemanusiaan dirinya sendiri,” ujar Habib Jafar, di Jakarta, Senin (12/12).

Baca juga : HokBen Luncurkan Menu Baru Hoka Ramen Dengan Cita Rasa Khas Jepang

Dia melanjutkan, para pelaku terorisme juga merupakan korban yang diperdaya kelompok tertentu, dengan janji semu kemuliaan dunia dan akhirat. Dia pun menilai perlunya meluruskan kembali narasi keliru tentang esensi jihad.

“Kita tidak ingin mereka dibodohi melalui propaganda seperti itu. Kita sayang kepada mereka, maka kita ingin merangkul mereka, bahwa bukan itu cara mendapatkan kemuliaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Tapi caranya adalah dengan menegaskan bahwa semakin beragama seseorang, semakin besar juga cintanya kepada orang lain,” jelas Habib Jafar.

Baca juga : KSP: KUHP Baru Berikan Jaminan Kebebasan Beragama Lebih Baik

Dia menjelaskan, berbagai upaya nyata yang bisa dilakukan semua pihak guna meluruskan kembali nilai-nilai kemanusiaan, nilai toleransi dan kebhinekaan yang kerap didistorsi maknanya sehingga memicu munculnya bibit radikal dan terorisme.

“Kenapa mereka bisa menjadi teroris? Karena mereka dipapar terus menerus oleh ideologi teror atas nama agama, suku, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, tugas kita untuk mencegah itu adalah memapar balik mereka dengan nilai-nilai cinta dan perdamaian,” tuturnya.

Baca juga : Genjot Penjualan, CIMB Niaga Andalkan Pengajuan KPR Online

Mengutip riset Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN tahun 2021, Habib Jafar menyebut, konten yang tidak moderat kini tiga kali lipat jauh lebih menguasai perbincangan di media sosial (medsos) daripada konten moderat. Oleh sebab itu, menyerang balik narasi radikal kekerasan dengan paparan narasi cinta dan perdamaian harus dilakukan. Dirinya optimis bangsa ini akan mampu menang dari radikalisme dan terorisme yang mengancam kedaulatan dan persatuan bangsa.

“Kita melakukan propaganda yang sebaliknya, tentang toleransi di antara umat beragama, suku dan bangsa. Kita berpeluang menang. Karena kalau kita merujuk pada nilai dasar kemanusiaan maka sejatinya tidak ada manusia yang terlahir jahat. Kebencian itu diajarkan manusia, tetapi cinta itu diciptakan oleh Tuhan,” ujarnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.