Dark/Light Mode

Nataru: Momentum Untuk Kerja Sama Rawat Semangat Kebangsaan

Minggu, 25 Desember 2022 06:29 WIB
Sekretaris Eksekutif bidang Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan PGI Pdt Jimmy Sormin (Foto: Istimewa)
Sekretaris Eksekutif bidang Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan PGI Pdt Jimmy Sormin (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Hari ini, umat Kristiani sedang merayakan Natal. Sekretaris Eksekutif bidang Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Pdt Jimmy Sormin menyatakan, momentum kebangsaan dalam perayaan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru) harus bisa dioptimalkan oleh segenap masyarakat sebagai kesempatan untuk bekerja sama merawat semangat kebangsaan.

“Momentum ini tergantung bagaimana kita mengoptimalkan masa perayaan ini sebagai kesempatan untuk menghayati dan bekerja sama lebih baik lagi dalam membangun serta merawat semangat kebangsaan kita,” ujarnya, dalam keterangan yang diterima redaksi, Minggu (25/12).

Menurut Jimmy, diperlukan kesadaran dan tindakan konkret oleh seluruh masyarakat dalam menghargai, mengasihi dan melindungi sesama manusia dalam keberagamannya yang dimiliki bangsa ini. Juga kesadaran bahwa sebagai warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama di mata hukum.

Baca juga : Megawati: Hari Ibu Momentum Gelorakan Semangat Juang Perempuan Indonesia

“Sebagai warga negara, tentunya kita memiliki hak dan kewajiban yang sama secara hukum. Sekalipun sikap diskriminatif itu tetap kita alami, tentunya perlu menempatkan kasih di atas segala respons terhadap hal tersebut, dan tentu dengan menempuh atau mentaati hukum yang berlaku,” jelasnya.

Anggota Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK) perwakilan dari PGI ini melanjutkan, tanpa rasa tanggung jawab dan kesadaran akan pentingnya menghadirkan kedamaian dan keadilan melalui sikap saling menjaga serta melindungi, dirinya khawatir hal ini akan menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko muncul dan terpaparnya masyarakat oleh ideologi kekerasan.

“Kekerasan dan radikalisme ini tentunya dapat terjadi oleh banyak faktor. Salah satunya membiarkan diskriminasi dan narasi-narasi yang dapat membangun kebencian itu terus berkembang,” ujarnya.

Baca juga : BP Jamsostek Beri Santunan JKM Untuk Ketua RT Kemanggisan

Guna mengurangi risiko terjadinya hal tersebut, dirinya berharap masyarakat untuk tidak mudah terpancing oleh provokasi dan tindakan destruktif bagi keutuhan bangsa. “Modal sosial yang ada di masyarakat, sebagaimana tradisi silaturahmi, gotong royong, saling membantu, serta kebudayaan lainnya, yang perlu disegarkan kembali dan direvitalisasi,” ucapnya.

Tak hanya itu, tokoh agama sebagai ujung tombak pencegahan radikalisme dan terorisme juga diharapkan mampu memberikan contoh keteladanan yang dapat menginspirasi dan menggerakkan masyarakat, seperti kolaborasi serta persahabatan antara tokoh agama dinilai menjadi salah satu kunci.

“Jika keteladanan yang diberikan adalah sikap yang santun, menghargai perbedaan, membela kebenaran dan keadilan, menyampaikan narasi-narasi damai dalam khutbah, sikap dan program sehari-harinya, niscaya memengaruhi sikap umat atau masyarakat,” ujarnya.

Baca juga : Libur Nataru, Pemerintah Fokus Ketersedian Pangan, BBM Hingga Keamanan

Antartokoh agama dan ormas juga sudah semestinya menampilkan persahabatan dan kerja sama dalam membangun keadaban dan kesejahteraan bersama antara umat beragama.

“Kolaborasi-kolaborasi sangat dibutuhkan dan harus dilakukan dengan niat baik dan tulus demi kemaslahatan dan keberlangsungan Nusantara tercinta ini,” katanya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.