Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Soal Penundaan Pemilu

Muhammadiyah Masih Curiga

Rabu, 4 Januari 2023 06:40 WIB
Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir (ketiga kanan) saat konferensi pers seusai pertemuan dengan Ketua KPU RI Hasyim Asyari bersama jajaran di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Selasa (3/1/2023). (Foto: Istimewa).
Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir (ketiga kanan) saat konferensi pers seusai pertemuan dengan Ketua KPU RI Hasyim Asyari bersama jajaran di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Selasa (3/1/2023). (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Isu penundaan Pemilu sudah mereda, tapi masih saja ada yang curiga isu ini belum benar-benar mati total. Salah satu yang masih curiga ini adalah Muhammadiyah.

Kemarin, saat menerima silaturahmi Ketua KPU Hasyim Asy'ari dan jajarannya, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir mewanti-wanti agar isu-isu itu tidak dimunculkan lagi. Bagi Muhammadiyah, Pemilu 14 Februari 2024 harga mati.

Hasyim bersama rombongan tiba di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, di Menteng, Jakarta, sekitar pukul 13.20 WIB. Kedatangannya disambut Prof Haedar Nashir, Sekjen PP Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti, dan jajaran PP Muhammadiyah lainnya.

Baca juga : Pupuk Kaltim Raih Penghargaan Pelabuhan Hijau Dari Marves

Hasyim dan Haedar lalu bersalaman. Saat itu, Haedar berkelakar, kedatangan KPU ke Muhammadiyah berarti pertanda Pemilu 2024 tak akan ditunda. "Salaman artinya Pemilu jadi, tidak ditunda, tidak ditambah," ucapnya.

Mendengar ini, Hasyim tersenyum. Haedar lalu mengajak Hasyim dan rombongan masuk ke ruang rapat. Pembicaraan di ruang rapat ini berlangsung tertutup.

Sekitar satu jam kemudian, Haedar dan Hasyim bersama yang lainnya keluar dari ruang rapat dan melakukan konferensi pers. Haedar menyampaikan, ada empat poin yang menjadi pesan kebangsaan Muhammadiyah terhadap KPU. "Melayani dan menyelenggarakan Pemilu itu tugas yang mulia sambil juga berat tanggung jawabnya. Karena itu KPU harus pastikan sejumlah hal,” terang Haedar.

Baca juga : Mendag Zulhas: Muhammadiyah-NU Satu, Indonesia Maju

Pertama, komitmen penyelenggaraan Pemilu sesuai jadwal yang ditentukan oleh konstitusi. Kedua, gelar Pemilu dengan suasana nyaman, aman, gembira, dan berkualitas. Ketiga, tidak ada lagi pembelahan politik.

"KPU, Muhammadiyah, parpol, Pemerintah, dan berbagai komponen bangsa, termasuk juga teman-teman dari media, mari kita ciptakan sejak dari sekarang pembelahan politik itu sudah harus menjadi masa lampau karena harganya terlalu mahal,” ajak Haedar.

Keempat, adanya kesadaran kolektif, kesadaran politik bersama bahwa Pemilu merupakan ajang untuk membangun persatuan bangsa, membangun kemajuan. Juga, Pemilu harus menjadi tolak ukur kedewasaan bernegara. Bukan cuma memperebutkan kursi.

Baca juga : Awal Pekan Rupiah Tak Bertenaga

"Dari poin-poin tersebut, artinya selesai dan tidak perlu lagi ada wacana-wacana atau opini yang mengambangkan Pemilu ditunda. Pemilu 2024 harga mati," tegas dia.

Di kesempatan itu, Hasyim Asy'ari mengaku, selain ke Muhammadiyah, pihaknya mendatangi beberapa ormas keagamaan. "Pada hari ini kami diterima oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam silaturahim ini. Nah, kami menyampaikan bahwa KPU ini karakter lembaga yang melayani,” ucap Hasyim.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.