Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Sebelumnya
“Kalah di WTO kita tetap terus, justru kita setop bauksit. Pertengahan tahun mungkin tambah lagi setop tembaga,” ungkap eks Gubernur DKI Jakarta ini.
Meski Indonesia kalah saat digugat Uni Eropa ke WTO untuk penghentian ekspor nikel, tapi Jokowi menyampaikan kepada Menteri Luar Negeri agar tidak mundur. Ini akan menjadi lompatan besar peradaban Indonesia.
“Kenapa ini terus saya ulang-ulang? Karena saya ingin Presiden ke depan juga berani melanjutkannya. Tidak gampang ciut nyali, tidak gentar demi kepentingan bangsa demi kepentingan negara,” jelas Jokowi lagi.
Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Uni Eropa, Jokowi pun mengungkapkan “unek-unek” soal gugatan Uni Eropa atas Indonesia ke WTO terkait penghentian ekspor nikel mentah.
Baca juga : Perppu Cipta Kerja Ciptakan Iklim Investasi Jadi Kondusif
“Saya menyampaikan kemitraan itu harus setara, dan tidak boleh ada pemaksaan. Tidak boleh ada negara mendikte dan tidak boleh negara-negara maju merasa standar mereka lebih bagus dari negara kita,” ungkap Jokowi.
Pemerintah ingin membangun sistem besar agar sumber daya alam Indonesia seperti nikel, bauksit, tembaga, timah betul-betul terintegrasi. Serta bisa memproduksi barang jadi atau setengah serta memberikan nilai tambah dan membuka lapangan kerja.
Dia mengungkapkan, telah berhasil menghentikan nikel sejak 3 tahun yang lalu. Dulu waktu masih mentah, lanjut Jokowi, nilai ekspornya hanya Rp 17 triliun.
“Tapi setelah kita setop 3 tahun ini, setahun bisa menghasilkan kurang lebih Rp 360 triliun. Bauksit kita umumkan Desember setop juga mulai Juni 2023, dan akan kita hilirisasi di dalam negeri. Tidak tahu lompatannya tapi kurang lebih dari Rp 20 triliun menjadi Rp 60-70 triliun,” ungkap Jokowi.
Baca juga : Jokowi: Tol Pekanbaru-Bangkinang Kerek Daya Saing Produk Riau
Terpisah, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan siap melaksanakan arahan Presiden untuk mempertahankan kekayaan alam Indonesia.
Indonesia kini siap menyerang balik negara-negara yang menggugat perihal ekspor nikel.
“Nggak apa-apa, nanti kita hadapin ke depannya bakal seperti apa. Sudah diajukan juga bandingnya,” katanya.
Seperti diketahui, Indonesia digugat oleh Uni Eropa ke WTO karena melarang ekspor bijih nikel. Indonesia ingin mempertahankan kekayaan alam, sehingga membuat kebijakan stop ekspor nikel.
Baca juga : Kemenag Buka Sertifikasi Halal Gratis 1 Juta Untuk UMKM, Ini Syaratnya
Langkah ini mendapat protes dari Uni Eropa karena mengganggu produksi industri stainless steel mereka, lewat WTO. Kemudian dimenangkan Uni Eropa. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya