Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jaga Anak Dari Pengaruh Buruk Medsos, Ortu Harus Akselerasi Diri

Sabtu, 21 Januari 2023 19:15 WIB
Psikolog anak dan keluarga Maharani Ardi Putri (Foto: Istimewa)
Psikolog anak dan keluarga Maharani Ardi Putri (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Berpikir kritis dan analitis menjadi kebutuhan tersendiri bagi generasi muda di tengah derasnya arus informasi. Penggunaan media sosial (medsos) yang tidak tepat berdampak buruk, bahkan bisa melayangkan nyawa manusia. 

Menghadapi hal ini, orang tua harus membenahi cara pandang dalam menilai keberadaan medsos yang kini telah menjadi alat baru bagi kekuatan jahat untuk melakukan doktrinasi ataupun radikalisasi, khususnya kepada anak. 

Psikolog anak dan keluarga Maharani Ardi Putri menyebut, peran orang tua sangat vital dalam menjaga agar anak mampu memiliki sikap kritis dan cerdas dalam penggunaan media digital. “Kalau kita menyalahkan medsos, itu sulit. Pertumbuhan media sosial juga tidak bisa kita hentikan. Karena itu, sebetulnya yang harusnya mengakselerasi adalah kita sendiri sebagai orang tua,” ujar Maharani, dalam keterangan yang diterima redaksi, Sabtu (21/1). 

Baca juga : Motor Juga Harus Bayar Melintas Jalan Di Jakarta

Psikolog yang akrab disapa Putri Langka ini melanjutkan, dalam hal ini, penting bagi orang tua untuk mengakselerasi pengetahuan serta perlu memahami strategi penggunaan medsos. Hal itu penting guna menjaga dan mengawasi anak-anak dari penyalahgunaan informasi di dunia maya yang nyatanya mampu membentuk karakter mengerikan anak yang brutal serta radikal. 

“Prinsipnya begini, kita tidak bisa mencegah informasi yang masuk, tapi kita bisa memberikan bekal pada anak-anak kita untuk bersikap lebih kritis dan bertanggung jawab. Kita harus jadi orang tua yang menyediakan tempat pulang buat anak-anak. Jadi, jangan sampai anak-anak itu takut untuk cerita dengan orang tuanya apapun resikonya,” ujarnya. 

Putri menambahkan, pendidikan moral, agama, dan kemampuan anak untuk mempertahankan prinsip serta keberaniannya juga perlu ditanamkan secara konkret oleh orang tua sebagai lingkungan terdekat anak. Orang tua pun harus belajar banyak agar anak juga terbuka.

Baca juga : Petasan Meledak Di Tangan, Wakil Bupati Kaur Terpaksa Dioperasi

"Orang tua juga harus aware kalau banyak orang yang mau ‘nangkep’ anak-anak kita. Maksudnya, selalu ada kelompok atau wadah yang memang menunggu anak-anak ini untuk datang ke mereka dan menerima mereka (anak-anak),” tutur dosen di Fakultas Psikologi Universitas Pancasila ini. 

Putri menjelaskan, banyak faktor yang memengaruhi masuknya ideologi kekerasan pada anak. Salah satunya kemiskinan dan pengaruh tumbuh kembang remaja yang belum matang baik secara kognitif maupun mental. Sehingga, kemampuan anak dalam mempertimbangkan risiko, dinilai menjadi tidak holistik dan cenderung bertindak impulsive. 

“Pertimbangan-pertimbangan mereka terhadap risiko, terhadap konsekuensi, itu menjadi tidak lengkap. Jadinya, mereka kadang-kadang seperti mengabaikan risiko-risiko yang bisa terjadi. Ditambah lagi pendidikan moral, pengatahuan aturan hukum, pengetahuan mereka tentang benar salah juga sangat minim, dan segala macamnya kan juga faktor penyumbang. Bahwa mereka ga bisa berhitung risiko-risiko itu,” jelasnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.