Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pencapresan KIB Bakal Pengaruhi Konstelasi Politik Nasional

Rabu, 7 Desember 2022 21:08 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (tengah) bersama Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kiri) dan Plt Ketua Umum PPP Mardiono yang tergabung dalam KIB/Ist
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (tengah) bersama Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kiri) dan Plt Ketua Umum PPP Mardiono yang tergabung dalam KIB/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Meski belum memiliki sosok internal Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang kuat, namun apapun pilihan mereka nantinya akan berpengaruh pada peta konstelasi Capres-Cawapres 2024.

Hal itu disampaikan pengamat politik dari Universitas Diponegoro, Teguh Yuwono, Rabu (7/12).

Menurutnya, dinamika dalam tubuh KIB pada akhirnya akan mempengaruhi peta politik nasional. 

“Tokoh siapa yang diusung KIB sangat menentukan di dalam proses politik, kenapa panjang lebar lobi-lobi, ya ada di situ,” tegas Teguh, Rabu (7/12). 

KIB terdiri dari Partai Golkar, PPP dan PAN. Ketiganya sampai saat ini masih solid berkoalisi, dan dikabarkan siap menerima partai baru untuk bergabung. 

Baca juga : Hadapi Pemilu 2024, Perindo Gelar Konsolidasi Nasional

“Kita lagi kerja untuk mendapatkan tambahan partai, jadi tunggu saja sampai ada tambahan partai," kata Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto beberapa waktu lalu.

Kemudian, kemarin Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengatakan, Partai Gerindra atau PKS boleh bergabung dengan KIB. 

Jadi, kata Teguh, kalau teori koalisi parpol itu semakin besar parpol, maka semakin besar pula tantangan dan bargaining politiknya. Pasalnya, tidak mungkin sebuah parpol bergabung tanpa ada kepentingan.

“Karena kepentingan ini yang nanti akan mengemuka, gabung dalam sebuah proses inisiasi politik bersama, atau proses target politik bersama,” ujar Teguh. 

Jika koalisi KIB  membesar, tentu ada banyak bargaining politik. Namun hal lain yang tidak bisa dipungkiri, yakni keberadaan sosok yang kuat. Sosok mana yang dianggap kuat untuk diusung oleh KIB.  

Baca juga : Van Gaal Ngarep Jadi Pelatih Timnas Belgia

“Yang menjadi pertanyaan pokok, yakni tentang dua figur dan dukungan parpol dan masyarakat dihitung dari mana, seberapa besar seseorang berpotensi memenangkan pemilihan, angka, proses seperti apa, itu yang menjadi dasar koalisi hitungannya kalah atau menang,” jelas Teguh. 

KIB sampai saat ini belum mengusung capres. Satu sosok tokoh yang secara tegas akan maju adalah Ketum Golkar Airlangga Hartarto. Namun pembicaraan internal masih terus dilakukan. 

Komunikasi Politik

Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Mendrofa menilai, ungkapan KIB hanya sebatas komunikasi politik. 

Ucapan itu bisa diartikan sebagai pengingat bahwa Gerindra, PAN dan PKS pernah berada dalam satu gerbong pada Pilpres 2019 ketika mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Koalisi antara ketiga parpol itu juga terbuka kemungkinan bisa terbangun.

Baca juga : Pasal Penyebaran Paham Anti Pancasila RKUHP Wujud Nasionalisme

"Ini soal komunikasi politik saja. Ini juga terkait bagaimana kemarin Gerindra dan PKS pernah dalam satu bahtera koalisi mengusung Prabowo pada Pilpres 2019. Artinya, ini hanya mengingatkan kembali ada kemungkinan besar koalisi bisa terbangun," ungkapnya.

Meski demikian, Herry menilai Gerindra sulit bergabung dengan KIB karena sudah mempunyai figur kuat dengan elektabilitas tinggi.

"Tentunya, Gerindra tidak akan gampang begitu saja bergabung dengan KIB. Karena jelas mereka mempunyai figur kuat, yakni Prabowo Subianto," ujarnya.

Menurut Herry, partai yang terbuka kemungkinan untuk bisa bergabung dengan KIB adalah PKS. Partai itu belum mempunyai figur untuk dicalonkan sehingga lebih mudah untuk bergabung dengan koalisi lain.

"Saya pikir, kemungkinan besar yang bisa bergabung dengan KIB adalah PKS. Karena secara elektabilitas maupun figur, PKS tidak memiliki figur atau tokoh yang dapat diusung. Ke mana pun PKS bisa masuk, baik KIB atau di luar KIB," pungkasnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.