Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
SAS Institute: Kiai Said Aqil Siroj Menjadi Subjek Korban Dari Kasus Dugaan Korupsi Unila
Jumat, 27 Januari 2023 15:46 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Ramai media berita online mem-framing nama Said Aqil Siroj atas kesaksian Muallimin dalam korupsi Universitas Lampung. Dituliskan dalam kesaksian Muallimin, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menanyakan keterangan saksi berdasarkan alat bukti amplop bertulis SAS.
Muallimin selaku saksi menjelaskan bahwa itu adalah ifaq untuk ceramah Kiai Said yang diundang oleh pihak penyelenggara dalam mengisi acara Universitas. Ketika Jaksa mencecar kesaksian Muallimin; “Apakah Kiai Said tahu, dari mana aliran uang tersebut ?” Mualimin menegaskan bahwa Kiai Said tidak tahu menahu dari mana aliran dana tersebut.
Baca juga : Tebar Kebaikan, Santri Dukung Ganjar Sumbang Bahan Bangunan Ke Ponpes Assalam
Sekretaris Eksekutif Said Aqil Siroj Institute, Abi Rekso menyatakan, bahwa berita yang beredar telah merusak nama baik Kiai Said. Dirinya menegaskan jika ditinjau dari aspek kesaksian persidangan, sangat jelas bahwa Kiai Said adalah subjek korban dalam praktik korupsi UNILA.
“Kiai Said adalah subjek korban, karena beliau (SAS) sama sekali tidak tahu menahu terkait aliran tersebut. Jika orang datang ceramah kemudian diberikan bisyaroh (pengganti transport) itu biasa. Tidak ada bisyaroh pun, juga biasa. Jadi harus dipahami bahwa motif kehadiran Kiai Said bukan karena amplop, namun karena permintaan untuk berdakwah," tegas Abi Rekso.
Baca juga : PUPR Beri Bantuan Sarpras dan Sanitasi Korban Banjir Jateng Dan Sulsel
Abi Rekso juga ingin menyampaikan kepada publik, bahwa hasil kesaksian Muallimin adalah keterangan alat bukti persidangan, bukan hasil temuan baru persidangan. Jika membaca hasil berita acara persidangan, Jaksa Penuntut Umum tidak fokus pada map bertuliskan SAS. Artinya, bisa disimpulkan bahwa Kiai Said murni subjek korban.
“Pemberitaan ini murni framing media, kita bisa pahami itu. Pegangan publik ada pada hasil persidangan. Jika bicara asas keadilan baik Kiai SAS atau pun SAS Institute juga dirugikan dengan adanya pemberitaan negatif. Ya namanya juga era keterbukaan informasi, yang penting tetap ada ruang dialog,” tutup Abi Rekso selaku Sekretaris Eksekutif SAS Institute.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya