Dark/Light Mode

Tinjau Tanggul Sungai Dawe Jebol

Ganjar Siapkan Sistem Peringatan Di Daerah Rawan

Jumat, 3 Maret 2023 14:41 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun bergerak cepat dengan meninjau langsung Tanggul Sungai Dawe yang jebol di Desa Payaman, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jumat (3/3). (Foto: Ist)
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun bergerak cepat dengan meninjau langsung Tanggul Sungai Dawe yang jebol di Desa Payaman, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jumat (3/3). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tanggul Sungai Dawe yang berada di Desa Payaman, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, kembali jebol pada Kamis (2/3) dini hari. Jebolnya tanggul tersebut membuat ratusan rumah warga di beberapa desa terendam banjir.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun bergerak cepat dengan meninjau langsung tanggul yang jebol. Ganjar menginstruksikan jajarannya dari tingkat provinsi hingga desa untuk berkoordinasi terkait patroli sungai.

"Perlu kita membuat semacam patroli sungai, ternyata dari BBWS sudah ada dengan 2.344 kilometer panjang sungai yang dikelola BBWS. Tidak mungkin BBWS kerja sendiri, maka kita coba siapkan koordinasinya antara BBWS, provinsi dengan kabupaten termasuk desa untuk melihat dan mengidentifikasi titik-titik rawan," ujar Ganjar di lokasi, Jumat (3/3).

Baca juga : Ganjar Kuatkan Kerja Sama Dengan Pengusaha Untuk Revitalisasi SMK

Ganjar menjelaskan, sepanjang 42 kilometer aliran Sungai Dawe yang banyak terdapat titik-titik rawan tanggul jebol dan berpotensi membanjiri pemukiman warga. 19 kilometer di antaranya pun masuk kategori sangat rawan.

Oleh sebab itu, Ganjar meminta aliran sungai yang menjadi titik-titik rawan jebolnya tanggul untuk lebih digencarkan patroli sungai.

Ganjar juga menyiapkan tanda-tanda peringatan di sepanjang aliran sungai yang rawan, agar jika saat hujan lebat tanggulnya jebol, warga bisa lebih siaga.

Baca juga : AHY Rajin Panaskan Mesin Partai Di Daerah

"Kurang lebih 42 kilometer, yang kritis baru 19, maka yang lain kalau kita buat sistem informasi, maka itu yang berbahaya, kita mesti alert. Titik-titik rawan itu bisa diberikan tanda, sehingga kawan-kawan kades ini bisa kita minta untuk siaga. Ini yang khusus sungai," jelas Ganjar.

Untuk mengurangi debit air yang masih menggenang di beberapa titik, Ganjar juga telah mengupayakan pompa penyedot air untuk dikerahkan. 

Tanggul sementara juga telah dibangun untuk mengurangi debit air sungai yang meluap, sekaligus langkah antisipasi jika terjadi hujan lebat.

Baca juga : Tiba Di Sumut, Jokowi Siap Nonton F1 Powerboat Danau Toba

"Kita coba carikan cara bagaimana genangan-genangan yang ada di area-area keramaian, kota, jalan-jalan yang dilalui transportasi itu cepat kita keringkan. Kalau kita sedot buangnya kemana, alatnya seperti apa, carinya di mana, mesti disiapkan dan kita kerahkan," ucap Ganjar.

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan di Pulau Jawa, khususnya di area Pantura masih berpotensi tinggi cenderung ekstrem. Ganjar pun mengimbau seluruh pihak untuk tetap siaga.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.