Dark/Light Mode

Stafsus BPIP: Pembakaran Al Qur’an Mencederai Nilai Ketuhanan

Kamis, 30 Maret 2023 16:45 WIB
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo. (Foto: Ist)
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo menegaskan, aksi pembakaran Al Qur’an yang terjadi di Kopenhagen, Denmark, adalah tindakan yang melanggar prinsip dasar. 

"Nilai etika internasional dan kepantasan dicederai dengan adanya aksi pembakaran tersebut," kata Benny, dalam keterangan tertulis, Kamis (30/3).   

Romo Benny sapaan akrabnya, menyatakan bahwa kitab suci agama Islam itu adalah suci dan harus dihormati dan tidak boleh dilecehkan. "Tindakan pembakaran ini mengingkari hak-hak mendasar, yaitu menghargai dan menerima sesuai yang berbeda," ujarnya. 

Rohaniwan Katolik ini menegaskan bahwa semua keyakinan dan agama harus dihormati, tanpa terkecuali, dimanapun dan oleh siapapun. Dia pun meminta dunia internasional untuk melakukan penegakkan atas tindakan-tindakan seperti ini. 

Baca juga : Memahami Makna Esoterik Al-Qur’an

"Persekutuan Bangsa-Bangsa (PBB) harus bertindak mengatur bahwa nilai suci agama, agama dan kepercayaan apapun, harus dihormati. Tidak boleh dilecehkan dan diinjak, dengan tindakan diluar nalar dan nilai kemanusiaan," imbuhnya. 

Benny juga mengutip apa yang menjadi penegasan dari Paus Fransiskus. 

"Paus mengatakan bahwa nilai suci dari semua agama harus dihormati. Oleh karena itu, tindakan sewenang-wenangnya ini tidak dibenarkan."

Romo Benny juga meminta agar dunia internasional bukan hanya sekadar mengutuk tindakan-tindakan seperti ini, tanpa ada tindakan nyata. 

Baca juga : Struktur Makna Esoterik Al-Qur’an

"Dunia internasional bukan hanya mengutuk saja, tapi ada solusi, ada etika bersama atas perlakuan nilai sakral dan suci terhadap semua keyakinan umat beriman. Karena keyakinan harusnya mendapatkan prioritas perlindungan dan penghormatan yang asasi," jelasnya. 

Salah satu pendiri Setara Institute ini pun mengajak masyarakat semua untuk bergerak mewujudkan tata dunia global yang damai dan tidak eksklusif, terutama dalam hal agama dan kepercayaan. 

"Mari bersama-sama wujudkan tata dunia global demi hormati nilai universal agama; menginjak nilai agama berarti nilai ketuhanan diinjak-injak juga, dan ini bertentangan dengan nilai kesucian dan kesakralan," tutupnya. 

Sebelumnya, Ketua Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Nasyirul Falah Amru atau Gus Falah, menegaskan aksi pembakaran Al Qur’an di Denmark oleh kelompok sayap kanan Patrioterne Gar Live, sebagai manifestasi kejahatan politik identitas. 

Baca juga : Lestari: Ramadan Momentum Perkuat Nilai Persatuan Bangsa

"Kelompok kanan di Denmark ini berupaya meraih tujuan politik tertentu, dengan melakukan kapitalisme sentimen ras, etnis, dan agama. Itulah politik identitas yang jahat," katanya,

Dia pun mengingatkan agar masyarakat Indonesia tidak jatuh pada bahaya politik identitas seperti ini, mengingat Indonesia akan menyongsong tahun pemilu 2024. "Kita harus mewaspadai kelompok-kelompok yang seperti ini juga; mereka juga bisa muncul di Indonesia, karena sejatinya politik identitas itu membahayakan persatuan nasional," pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.