Dark/Light Mode

PANDI-UNUD Gelar Webinar Sambut Kehadiran Aksara Nusantara sebagai Second Level Domain .id

Minggu, 9 April 2023 21:10 WIB
Webinar menyambut kehadiran Aksara Nusantara sebagai second level domain .id pertama di Indonesia, yang digelar PANDI bersama UNUD, di Bali, Rabu (5/4). (Foto: Dok. PANDI)
Webinar menyambut kehadiran Aksara Nusantara sebagai second level domain .id pertama di Indonesia, yang digelar PANDI bersama UNUD, di Bali, Rabu (5/4). (Foto: Dok. PANDI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) bersama Fakultas Ilmu Budaya serta Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana (UNUD) menyelenggarakan webinar bertema menyambut kehadiran Aksara Nusantara sebagai second level domain .id pertama di Indonesia. Webinar digelar secara hybrid, di Gedung Poerbatjaraka Lantai 4, Ruang Sidang Ir. Soekarno FIB UNUD, Bali, Rabu (5/4).

Narasumber dalam webinar kali ini ialah Ketua PANDI Yudho Giri Sucahyo, Dosen Fakultas MIPA UNUD sekaligus Pegiat Aksara Bali Cokorda Rai Adi Pramartha, dan Dosen FIB UNUD yang juga merupakan Pegiat Aksara Bali Dewa Carma Citrawati.

Sebelumnya, PANDI dan UNUD telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman terkait riset pengembangan domain tingkat dua Aksara Bali. PANDI dan UNUD berkolaborasi dalam pengembangan ekstensi domain .bali.id, yang nantinya bisa dituliskan dengan menggunakan Aksara Bali.

Baca juga : Zulhas: Koalisi Kebangsaan Perlu Kebersamaan

Yudho menjelaskan, lembaga kebudayaan dunia UNESCO mempunyai program pelestarian bahasa ibu jangka panjang dalam International Decade of Indigenous Languages (IDIL) 2022-2032. Maka dari itu, PANDI terus berupaya agar bisa mendaftarkan ekstensi domain Aksara Nusantara ke lembaga internet dunia ICANN, agar domain tingkat dua Aksara Nusantara bisa segera hadir di internet.

"Kita berusaha agar filosofi ajaran ajaran atau ilmu-ilmu yang diwariskan para leluhur tidak hilang punah. UNESCO sendiri sampai punya hajatan besar terkait dengan pemeliharaan Indigenous Language dan mereka selalu rutin melakukan berbagai inisiatif terkait hal itu. Saya juga sudah protes juga ke ICANN, oleh karena itu mereka juga merasa bertanggung jawab untuk membantu kita terkait dengan prosesnya nanti," jelasnya, seperti keterangan yang diterima RM.id, Sabtu (9/4).

Sementara, Cokorda Rai menceritakan, Bali dikenal dengan filosofi Desa Kala Patra. Desa berarti ruang, Kala berarti waktu, dan Patra berarti suatu keadaan yang keadaan itu digunakan. Dalam hal ini, budaya Bali pun juga bergerak seiring dengan waktu, 

Baca juga : GMP Gelar Pembekalan Sukarelawan Dan Pengelolaan Medsos

"Sama halnya dengan Aksara Bali. Aksara Bali yang dulu ditulis di atas lontar kemudian kita sering menuliskan di atas kertas. Begitu kertas tersebut habis, kita anak-anak menuliskannya di tembok yang ada di rumah,” ucapnya.

Anak-anak saat ini, lanjutnya, juga menuliskannya di “tembok”. Hanya saja, temboknya berupa media sosial seperti Facebook. Dia yakin, anak-anak saat ini tidak akan melupakan budaya ataupun penggunaan aksara tersebut. Yang penting tools ataupun medianya sesuai dengan yang ada sekarang.

“Mencari yang namanya lontar itu biayanya mahal dan susah. Tetapi mencari tembok Facebook, mencari Google Docs itu lebih mudah buat mereka, Sehingga kita perlu memfasilitasi mereka untuk tetap melanjutkan budaya dan Aksara dan Bahasa Bali di ranah ataupun sesuai dengan kekiniannya," ungkapnya.

Baca juga : Pupuk Indonesia Luncurkan Buku Wastra Nusantara Dan Seni Berkain

Dalam kesempatannya, Carma Citrawati mengajak semua lapisan masyarakat untuk bersama mewujudkan pelestarian Aksara Nusantara. Dia menekankan, pelestarian ini adalah gerakan bersama. Tidak bisa dilakukan sendirian.

“Gerakan yang berkesinambungan dan terus-menerus harus kita lakukan. Jatuh bangunnya pasti ada, kesulitan tantangannya pasti ada. Tetapi saya pikir itu akan menjadi sebuah cerita yang indah suatu hari nanti bagaimana kita bisa menikmati aksara kita. Tentunya tidak hanya Aksara Bali, tapi Aksara Jawa, Sunda dan aksara-aksara lainnya di daerah yang akhirnya bisa kita dokumentasikan di ranah digital," pungkasnya.â– 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.