Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Muhammadiyah Tetapkan Jumat

Lebaran Boleh Beda, Persaudaraan Tetap Dijaga

Selasa, 18 April 2023 08:00 WIB
Menteri Agama RI Yaqut Cholil Quomas. (Foto: Antara).
Menteri Agama RI Yaqut Cholil Quomas. (Foto: Antara).

RM.id  Rakyat Merdeka - Keputusan Muhammadiyah merayakan Hari Raya Idul Fitri pada Jumat, 21 April 2023 perlu disikapi secara bijak. Kalau sampai nanti Pemerintah menetapkan Lebaran pada Sabtu, 22 April 2023, tak usah direspon aneh-aneh. Perbedaan seperti ini sudah biasa, persaudaraan juga harus tetap dijaga.

Sebelumnya, Muhammadiyah menyoroti tidak mendapatkan izin dari Pemkot Pekalongan dan Sukabumi untuk menggunakan lapangan sebagai tempat pelaksanaan Salat Ied. Alasannya sama. Lapangan akan digunakan untuk Salat Ied di hari Sabtu.

Polemik ini pun ramai di media sosial. Sekretaris Umum (Sekum) PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti pun mengkritik kebijakan dua Pemkot tersebut. “Awal Ramadan, Idul Fitri dan Idul Adha itu ibadah mahdlah. Pemerintah tidak memiliki kewenangan mengatur wilayah ibadah mahdlah, sebagaimana sistem negara Pancasila,” tegas Mu’ti.

Baca juga : Gus Muhaimin Bagikan Puluhan Ribu Paket Lebaran Untuk Warga Malang Raya

Justru sebaliknya, Pemerintah berkewajiban menjamin kemerdekaan warga negara untuk beribadah sesuai dengan agama dan keyakinannya. Terlebih, lapangan merupakan fasilitas publik yang ada di wilayah terbuka sehingga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sesuai dengan ketentuan pemakaian. “Bukan karena perbedaan paham agama dengan Pemerintah,” tegasnya.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir ikutan bicara. Dia meminta, negara hadir secara adil dan ihsan dalam memberikan fasilitas di tengah potensi perbedaan waktu Lebaran 2023. Haedar mengatakan perbedaan merupakan hal yang lumrah.

“Lebaran Idul Fitri boleh berbeda, tetapi kita bisa bersama merayakan dan melaksanakannya. Kalau besok ada perbedaan itu adalah hal yang lumrah karena ini soal ijtihad, sampai nanti kita bersepakat ada kalender Islam global,” kata Haedar.

Baca juga : Tokoh Muda Muhammadiyah Nilai Kapolri Berhasil Perbaiki Kepercayaan Publik

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas buka suara. Gusmen-sapaan akrab Yaqut Cholil Qoumas-menyentil kepala daerah yang tidak mengizinkan lapangannya digunakan untuk salat Ied Muhammadiyah.

“Saya mengimbau kepada seluruh pemimpin daerah agar dapat mengakomodir permohonan izin fasilitas umum di wilayah kerjanya untuk penggunaan kegiatan keagamaan, selama tidak melanggar ketentuan perundang-undangan,” pinta Yaqut dalam keterangan resminya, kemarin.

Gusmen menjelaskan, Pemerintah selalu menggelar sidang isbat terlebih dahulu sebelum menetapkan awal Ramadan dan awal Syawal tiap tahunnya. Kesepakatan hasil sidang isbat selanjutnya diumumkan secara terbuka. Apabila hasil sidang isbat menetapkan Hari Raya Idul Fitri 2023 bertepatan 21 April 2023, maka hasilnya sama dengan penetapan Muhammadiyah.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.