Dark/Light Mode

Basmi KKB, Semua Pihak Harus Turun Tangan

Senin, 8 Mei 2023 23:30 WIB
Kelompok kriminal bersenjata  di Papua.
Kelompok kriminal bersenjata di Papua.

RM.id  Rakyat Merdeka - Oknum camat Kenyam, Kabupaten Nduga berinisial MM ditangkap aparat keamanan. MM  diduga  memberikan bantuan dana kepada kelompok kriminal bersenjata (KKB) Egianus Kogoya untuk membeli amunisi.

Analis Politik, Karel Susetyo mengaku perihatin tertangkapnya ASN Camat yang membantu KKB.

Menurutntya, diperlukan kerja sama semua pihak pemangku kepentingan untuk memberantas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. 

Hal itu sebagai respons atas penangkapan Kepala Distrik (Camat) Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua Tengah beriniasial MM oleh personel Satgas Damai Cartenz..

"Informasi tersebut mengejutkan, mengingat sebagai aparatur negara yang bersangkutan seharusnya berupaya sekuat tenaga untuk ikut menjaga dan mempertahankan keutuhan NKRI," kata Karel dalam keterangannya, Senin (8/5).

Menurutnya, hal tersebut menjadi catatan penting sebagai salah satu faktor sulitnya menyelesaikan permasalahan di Papua. Penangkapan ini pun seakan menampar wajah aparat keamanan, yakni TNI-Polri, yang selama ini telah bekerja bertarung nyawa di sana. 

Baca juga : Deklarasi Relawan Anies, Surya Paloh Nggak Datang Tanpa Alasan

"Bayangkan, betapa hancur dan sakitnya hati para prajurit tersebut yang mempertaruhkan hidupnya dan keluarganya demi menjaga kemanan dan keutuhan NKRI, namun dikhianati oleh aparatur negara lainnya," ujar CEO Point Indonesia.

Ia mengatakan, TNI-Polri di bawah komando Panglima TNI Laksamana Yudo Margono sudah bekerja maksimal dengan mengorbankan banyak nyawa prajurit yang gugur. Hal tersebut, harus mendapat dukungan dari aparatur lembaga lainnya. 

Ia menyebut, kasus ini merupakan fenomena ujung gunung es belaka, di mana sebenarnya masih banyak lagi aparat pemerintah daerah dan desa yang bersimpati bahkan mendukung gerakan KKB. 

“Untuk itu Kementerian Dalam Negeri harus  memberikan perhatian lebih dalam pembinaan aparatnya di Papua. Bukan menyerahkan hal tersebut kepada aparat keamanan dan satgas lalu mereka tidak melakukan apa-apa terhadap aparatnya di daerah tersebut," jelas dia.

Pada sisi lain, para aparat tersebut di tengarai membantu KKB melalui pemberian dana untuk membeli amunisi yang berasal dari Papua Nugini. 

Untuk itu, penguatan pengawasan di perbatasan menjadi salah satu faktor utama untuk memutus mata rantai konflik di Papua. 

Baca juga : Ingatkan Bahaya DBD, Relawan Ganjar Gelar Fogging Di Tangerang

"Putus jalur mata rantai penyelundupan amunisi ilegal yang berasal dari luar negeri," tegas Karel.

Perlu diingat bahwa penyelesaian permasalahan Papua adalah salah satu prioritas penting pemerintah Presiden Joko Widodo. Artinya hal tersebut mestinya melibatkan seluruh aparatur dan institusi serta lembaga pemerintah. Bukan hanya TNI-Polri. 

Karel menambahkan, keterlibatan seluruh aparatur dan instusi serta lembaga Pemerintah yang bersinergi dengan baik dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan Papua secara komprehensif. 

Namun sebaliknya, jika institusi pemerintah lain abai dan menyerahkan hal tersebut kepada aparat keamanan saja, niscaya permasalahan Papua akan terus berlanjut dan semakin sulit diselesaikan. 

"Kita berharap Kemendagri dapat lebih memperhatikan aparaturnya di daerah tersebut. Agar tidak lagi ada kasus aparatur daerah yang berkhianat kepada NKRI. Pemangku kepentingan perlu bekerja sama secara intens untuk dapat menyelesaikan permasalahan di Papua agar dapat selesai secara komprehensif," tandas Karel.

Untuk diketahui, seorang kepala distrik atau camat di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, ditahan Satgas Penegakan Hukum Operasi Damai Cartenz Polri sejak Senin (1/5). 

Baca juga : Kiai NU Jatim: Rekam Jejak Bersih, Mahfud Dibutuhkan Bangsa

Dari hasil pemeriksaan hingga kini terungkap pria berinisial MM diduga memberikan uang bagi kelompok kriminal bersenjata pimpinan Egianus Kogoya untuk membeli amunisi.

Kepala Operasi Damai Cartenz Komisaris Besar Faisal Ramadhani ketika dikonfirmasi membenarkan informasi tersebut. Ia mengatakan, pria berinisial MM adalah Kepala Distrik Kenyam yang diduga menyalurkan uang senilai Rp 30 juta bagi KKB di Nduga.

Adapun KKB di Nduga dipimpin oleh Egianus Kogoya yang terlibat 65 kasus kejahatan berdasarkan data Polda Papua. Kelompok yang beraksi sejak awal Desember tahun 2018 hingga April 2023 ini telah menewaskan 56 orang.

Kelompok Egianus juga menyandera pilot pesawat Susi Air, Philip Mark Merthens, sejak 7 Februari 2023. Diduga pilot berkewarganegaraan Selandia Baru ini ditawan kelompok Egianus di wilayah Nduga yang berbatasan dengan Kabupaten Lanny Jaya.■
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.