Dark/Light Mode

Plt Bupati Meranti Imbau Anak Buahnya Datang Jika Dipanggil KPK

Senin, 29 Mei 2023 15:52 WIB
Plt Bupati Meranti Asmar (Foto: Oktavian/Rakyat Merdeka)
Plt Bupati Meranti Asmar (Foto: Oktavian/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pelaksana tugas (Plt) Bupati Kepulauan Meranti Asmar rampung diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini.

Asmar yang digarap sebagai saksi dalam kasus dugaan suap Bupati nonaktif Meranti Muhammad Adil, meminta jajarannya koperatif jika dipanggil penyidik komisi antirasuah.

"Saya meminta kepada seluruh OPD dan maupun ASN yang menjadi saksi dalam kasus Adil wajib atau harus datang sekiranya penyidik KPK menghendaki itu semua," imbau Asmar, di lobi Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Senin (29/5).

Dia mengaku telah mengungkapkan semua yang diketahuinya kepada penyidik komisi pimpinan Firli Bahuri cs.

"Kalau mau tahu, silakan tanya ke penyidik," imbuhnya.

Baca juga : Wabup Rohil Digerebek

Dicecar soal suap yang menjerat M Adil, Asmar mengaku tak tahu menahu.

"Saya nggak paham, nggak tau, sebagai seorang wakil saya nggak tahu. Jujur, saya nggak tahu," elak Asmar.

Muhammad Adil terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK pada Kamis (6/4) malam. Selain Adil, tim komisi pimpinan Firli Bahuri cs juga mengamankan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kepulauan Meranti Fitria Nengsih, serta Pemeriksa Muda BPK Perwakilan Riau, M Fahmi Aressa.

Ketiganya telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan. M Adil dan Fitria Nengsih ditahan di Rutan KPK pada gedung Merah Putih. Sementara M Fahmi Aressa ditahan di Rutan KPK pada Pomdam Jaya Guntur.

Adil diduga memerintahkan para kepala SKPD untuk melakukan setoran uang yang sumber anggarannya dari pemotongan uang persediaan (UP) dan ganti uang persediaan (GU).

Baca juga : Nekat Buka Pintu Asiana Airlines, Pria 33 Tahun Ditangkap Polisi

Masing-masing SKPD kemudian dikondisikan seolah-olah adalah utang pada MA. Besaran potongannya berkisar 5-10 persen untuk setiap SKDP.

Setelah terkumpul, uang-uang setoran tersebut kemudian digunakan untuk kepentingan Adil. Di antaranya sebagai dana operasional kegiatan safari politik rencana pencalonannya untuk maju dalam Pemilihan Gubernur Riau tahun 2024.

Adil juga disangkakan menerima gratifikasi sebesar Rp 1,4 miliar dari PT Tanur Muthmainnah (TM) yang bergerak di bidang travel perjalanan umrah pada Desember 2022.

KPK juga menduga, Adil menyuap auditor BPK M Fahmi Rp 1,1 miliar agar proses pemeriksaan keuangan Pemkab Kepulauan Meranti tahun 2022 mendapatkan predikat baik sehingga nantinya memperoleh Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Dari hasil penyidikan sementara, Adil diduga menerima uang sekitar Rp 26, 1 miliar dari berbagai pihak. KPK telah mencegah 10 orang bepergian ke luar negeri selama enam bulan terkait kasus ini. Dari kesepuluh orang itu, delapan di antaranya adalah pegawai BPK Perwakilan Riau.

Baca juga : Bank Mandiri Taspen Dukung UMKM Binaan Go Digital

"KPK mengajukan cegah untuk tetap berada di wilayah Indonesia terhadap 10 orang, 8 orang di antaranya pegawai BPK Perwakilan Riau dan 2 orang swasta," ujar Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri lewat pesan singkat, Senin (15/5).

Upaya tersebut dilakukan untuk memudahkan proses pemeriksaan dalam tahap penyidikan. KPK berharap 10 orang dimaksud dapat bersikap kooperatif memenuhi panggilan penyidik.

"Cegah telah diajukan sejak 10 Mei 2023 pada Dirjen Imigrasi Kemenkumham RI untuk 6 bulan pertama dan tentu dapat dilanjutkan sesuai dengan kebutuhan proses penyidikan," bebernya.

Informasi yang diterima, delapan pegawai BPK itu adalah Ruslan Ependi, Odipong Sep, Dian Anugrah, Naldo Jauhari Pratama, Aidel Bisri, Feri Irfan, Brahmantyo Dwi Wahyuono, dan Salomo Franky Pangondian. Sementara dua pihak swasta adalah Findi Handoko dan Ayu Diah Ramadani.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.