Dark/Light Mode

Tak Ada Negara Maju Tanpa Budaya Literasi Yang Kuat

Sabtu, 17 Juni 2023 20:10 WIB
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Adin Bondar (kiri) bersama Bupati Bone Fahsar M Pandjalangi (Foto: Dok. Perpusnas)
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Adin Bondar (kiri) bersama Bupati Bone Fahsar M Pandjalangi (Foto: Dok. Perpusnas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah sedang gencar membangun gedung layanan perpustakaan umum di berbagai daerah dengan anggaran yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Hal ini dilakukan sebagai bagian dari rencana aksi untuk meningkatkan literasi. Sebab, tidak ada negara maju dan modern tanpa budaya literasi yang kuat.

"Literasi menghasilkan masyarakat yang inovatif, kreatif, dan kompetitif. Kekuatan literasi memberikan dampak besar di berbagai sektor," ujar Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Adin Bondar ketika meresmikan Gedung Perpustakaan Umum Kabupaten Bone dan Talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM), Sabtu, (17/6).

Adin berharap, kehadiran Perpustakaan Umum Kabupaten Bone tidak seperti menara gading. Harus banyak manfaat yang bisa didapat masyarakat. Konsep literasi untuk kesejahteraan yang diusung perpustakaan seperti magnet yang mampu menarik banyak orang untuk terlibat aktif memperbaiki kualitas hidup melalui sejumlah pelatihan, koleksi bahan bacaan yang tepat guna, dan pendampingan yang efektif. "Ini bukti nyata dukungan perpustakaan mendukung budaya literasi," tambah Adin.

Baca juga : Pemenuhan Gizi Anak Butuh Pemahaman Literasi Yang Baik

Kabupaten Bone patut bersyukur karena selain bantuan pembangunan gedung perpustakaan senilai Rp 10 miliar ini, juga memperoleh stimulan mobil perpustakaan keliling, pojok baca digital (Pocadi), dan dukungan finansial kepada tujuh desa melalui program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS).

Bupati Bone Fahsar M Pandjalangi yakin, kehadiran perpustakaan berdampak signifikan terhadap peningkatan literasi di wilayah Bone. "Kami sedang menyusun program pengembangan kegiatan literasi yang sejalan dengan program Perpusnas," ujarnya.

Fahsar mengakui, wabah gadget sudah merambah ke mana-mana. Maka itu, Pemkab Bone berharap Perpusnas mau mensuplai buku-buku bacaan yang nantinya akan disalurkan ke desa-desa, agar masyarakat juga bisa membaca. Terutama yang berkaitan dengan kearifan lokal (local wisdom), sehingga bisa mendorong semangat masyarakat untuk berinovasi memanfaatkan kearifan lokal yang ada di daerah mereka.

Baca juga : Waketum PAN: Mahfud MD Sosok Berani Dan Benar

Anggota Komisi X DPR Andi Muawiyah Ramly menegaskan, Indonesia bukan rendah budaya baca, melainkan akses terhadap bahan bacaan yang kurang. "Pemahaman literasi jangan berhenti pada kemampuan membaca saja, tetapi juga dalam memahami suatu konteks bacaan, dan upaya mencari tahu informasi dari sumber yang akurat," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Pustakawan Utama Perpusnas Abdullah Sanneng mengatakan, langkah-langkah Perpusnas dalam meningkatkan literasi mayarakat merupakan mandatori yang disebutkan dalam UUD 1945, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. "Ini kemudian diejawantahkan dalam konsep pembangunan SDM unggul melalui lima tingkatan literasi," ucapnya.

Kehadiran platform baca digital semestinya memudahkan orang untuk mencari pengetahuan karena bisa diakses kapan saja dan dimana saja. Tinggal bagaimana pelakunya, apakah mau memanfaatkan atau tidak. "Mau tidak mau kita sudah harus membiasakan diri menjadi masyarakat yang literat, menghasilkan inovasi-inovasi baru pengembangan produksi barang dan jasa yang dapat bersaing secara global," pungkas Abdullah.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.