Dark/Light Mode

Capim KPK Ini Ingin Ubah Sistem OTT

Rabu, 11 September 2019 16:56 WIB
10 capim KPK mengikuti uji kelayakan dan kepatutan (Fit and proper test). (Foto: FIN)
10 capim KPK mengikuti uji kelayakan dan kepatutan (Fit and proper test). (Foto: FIN)

RM.id  Rakyat Merdeka - Capim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Nawawi Pomolango ingin ke depannya mengubah sistem yang saat ini terjadi di lembaga antirasuah. Salah satunya, mengenai operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan oleh KPK.

Menurut Nawawi, KPK saat ini perlu mengedepankan pencegahan praktik suap dan korupsi. Supaya bisa meminimalisir terjadinya OTT. “Saya tidak mengatakan OTT itu haram. Tapi harus diubah," ujar Nawasi di fit and proper test Komisi III DPR, Jakara, Rabu (11/9).

Baca juga : Capim KPK, Masih Panas

Nawawi mengatakan sepandapat dengan pakar hukum pidana Romli Atmasasmita yang perlu ada dibangunnya sistem setelah KPK melakukan OTT. Misalnya di salah satu lembaga terjadi OTT oleh KPK. Nah, supaya tidak terjadi lagi OTT di lembaga tersebut, KPK perlu membangun sistem pencegahan.

“Usai OTT KPK itu nangkap bagun sistem di situ (pencegahan). Bukan menangkap, terus kemudian dibiarkan,‎ dan dua tahun lagi ditangkapin terjadi OTT," katanya.

Baca juga : Dua Jaksa Capim KPK Tak Sepakat Soal OTT

Nawawi mengatakan, KPK dalam membangun sistem pencegahan jangan sampai berhenti. Namun mengenai OTT perlu disempurnakan lagi, dengan mengedepankan terhadap sistam pencegahan.

“Bangun sistem jangan berhenti. KPK harus menjadi korps dari lembaga itu. Jadi OTT harus disempurnakan," ungkapnya.

Baca juga : Capim KPK, Irjen Antam Hobi Naik Vespa

Nawawi berujar menilai saat ini KPK banyak melakukan OTT dengan melakukan penangkapan orang. Dia menakutkan bahwa negara lain akan berasumsi di Indonesia tidak lagi ada orang baik karena banyaknya penangkapan.

Oleh sebab itu, salah satu caranya adalah dengan mengedepankan pencegahan dari praktik korupsi dan juga suap. Karena dia takut orang-orang akan berpikir panjang menanam saham karena KPK banyak melakukan penangkapan. “Setiap hari ditangkapin. Gimana kita mau namam modal kalau setiap hari ditangkapin. Itu bisa jadi persoalan untuk orang menanam investasi," pungkasnya. [QAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.