Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Turun Rp 11.000, Harga Emas Dibanderol Rp 1.343.000 Per Gram
- Akhir Pekan, Rupiah Melemah Ke Rp 15.985 Per Dolar AS
- Indra Karya Jempolin Manfaat Bendungan Multifungsi Ameroro Di Sulteng
- Pertamina EP Pertahankan Kinerja Positif Keuangan Tahun Buku 2023
- PGN Saka Kantongi Perpanjangan Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas
RM.id Rakyat Merdeka - Capim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Nawawi Pomolango ingin ke depannya mengubah sistem yang saat ini terjadi di lembaga antirasuah. Salah satunya, mengenai operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan oleh KPK.
Menurut Nawawi, KPK saat ini perlu mengedepankan pencegahan praktik suap dan korupsi. Supaya bisa meminimalisir terjadinya OTT. “Saya tidak mengatakan OTT itu haram. Tapi harus diubah," ujar Nawasi di fit and proper test Komisi III DPR, Jakara, Rabu (11/9).
Baca juga : Capim KPK, Masih Panas
Nawawi mengatakan sepandapat dengan pakar hukum pidana Romli Atmasasmita yang perlu ada dibangunnya sistem setelah KPK melakukan OTT. Misalnya di salah satu lembaga terjadi OTT oleh KPK. Nah, supaya tidak terjadi lagi OTT di lembaga tersebut, KPK perlu membangun sistem pencegahan.
“Usai OTT KPK itu nangkap bagun sistem di situ (pencegahan). Bukan menangkap, terus kemudian dibiarkan, dan dua tahun lagi ditangkapin terjadi OTT," katanya.
Baca juga : Dua Jaksa Capim KPK Tak Sepakat Soal OTT
Nawawi mengatakan, KPK dalam membangun sistem pencegahan jangan sampai berhenti. Namun mengenai OTT perlu disempurnakan lagi, dengan mengedepankan terhadap sistam pencegahan.
“Bangun sistem jangan berhenti. KPK harus menjadi korps dari lembaga itu. Jadi OTT harus disempurnakan," ungkapnya.
Baca juga : Capim KPK, Irjen Antam Hobi Naik Vespa
Nawawi berujar menilai saat ini KPK banyak melakukan OTT dengan melakukan penangkapan orang. Dia menakutkan bahwa negara lain akan berasumsi di Indonesia tidak lagi ada orang baik karena banyaknya penangkapan.
Oleh sebab itu, salah satu caranya adalah dengan mengedepankan pencegahan dari praktik korupsi dan juga suap. Karena dia takut orang-orang akan berpikir panjang menanam saham karena KPK banyak melakukan penangkapan. “Setiap hari ditangkapin. Gimana kita mau namam modal kalau setiap hari ditangkapin. Itu bisa jadi persoalan untuk orang menanam investasi," pungkasnya. [QAR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya