Dark/Light Mode

Berkah Bagi Petani, Biosaka Terbukti Suburkan Tanaman

Senin, 3 Juli 2023 08:11 WIB
Elisitor Biosaka. Foto: Istimewa
Elisitor Biosaka. Foto: Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Komisi IV DPR Vita Ervina mengaku senang mendengar makin banyak petani yang hasil panen pertaniannya semakin baik setelah menggunakan elisitor biosaka. Untuk itu, dia mendorong agar penggunaan inovasi baru ini terus disosialisasikan secara massif kepada para petani. 

"Mudah-mudahan ini (adanya inovasi elisitor biosaka) menjadi berkah juga buat para petani kita," ujarnya di sela-sela Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Produktivitas Padi dan Jagung, dan Pelatihan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Melalui Pemanfaatan Biosaka, di Magelang, Selasa (27/8).    

Perlu diketahui, elisitor biosaka merupakan inovasi yang lahir dari petani asal Blitar dan menjadi komoditas viral di kalangan petani Indonesia. Dengan bahan dasar pembuat yang mudah didapat, yakni dari rerumputan dan dedaunan di sekitar, elisitor biosaka dengan cepat menjadi inovasi yang menyebar dari satu petani ke petani lainnya. 

Vita menuturkan, berdasar pengakuan petani, penggunaan elisitor biosaka terbukti dapat menekan penggunaan pupuk kimia pada tanaman.

Tak hanya itu, menyemprotkan elisitor yang bahan utamanya terbuat daun-daun dan rerumputan ini, membuat tanaman tumbuh jauh lebih baik dan memiliki daya tahan yang tinggi terhadap serangan penyakit tanaman. 

Uniknya, pembuatan elisitor biosaka ini sangat mudah dan murah. Sebab bahan utamanya hanya berasal dari daun-dauan dan rerumputan di lingkungan sekitar pertanian, yang kemudian dilarutkan ke dalam air. 

"Saat dibuat ini memang harus memberikan banyak perasaan bahagia dan positif. Ya mudah-mudahan ini menjadi berkah buat petani," tambah dia.

Baca juga : Pertamina Patra Niaga Regional JBB Salurkan 136 Hewan Kurban

Di tempat yang sama, penemu elisitor biosaka, Ansar, mengatakan proses pembuatan elisitor biosaka ini cukup mudah. Metodenya, rumput dan dedaunan yang merupakan bahan utama elisitor biosaka ini, dilarutkan ke dalam air lalu ditekan.

"Pokoknya satu kali tekan, satu kali aduk. Semakin menikmati, semakin cepat jadi," jelasnya.

Namun, dia mengingatkan, saat melakukan proses menekan dan aduk ini, rumput dan daun di dalamnya jangan sampai hancur. Sebab yang ingin diambil dari proses ini adalah ujung dari materi yang dimasukkan tersebut.

"Karena yang kita mau lepaskan adalah bahan kimia yang ada di tepi," jelasnya.

Proses ini, lanjut Ansar, sebenarnya mirip dengan proses pembuatan pupuk. Pupuk harus lebih dulu melalui proses fermentasi, karena unsur kimia yang ingin diambil adalah bahan 'selulosa'-nya. Bahan 'selulosa' ini, hanya akan lepas kalau difermentasi.

Sementara dalam proses biosaka ini, unsur kimia yang ingin diambil adalah dari tepi bahan.

"Kalau dianalogikan di kita, seperti yang ada di kulit. Yang merasakan panas dan dingin adalah kulit. Kalau merasakan panas responnya bagaimana, dingin seperti apa. Itu adalah kulit. Inilah yang akan kita lepaskan," ujarnya.

Baca juga : Berbagi Di Idul Adha, PIS Salurkan 125 Hewan Kurban

Makanya, sambung dia, bahan utama dimasukkan dalam air. saat ditekan atau diremas tidak boleh hancur. Namun dia menekankan, si pembuat harus bisa menyatu atau bahagia ketika melakukan proses tekan dan aduk ini.

"Kenapa? Karena manusia ini 90 persen adalah air. Dan air di tubuh manusia akan berubah partikelnya sesuai apa yang kita pikirkan, dan kita rasakan. Ini yang disebut 'ekspresi genetik'," ungkapnya.

Sementara itu, petani asal desa Secang, Kec. Secang, Magelang, Abdul Karim mengaku sudah mengaplikasikan inovasi elisitor biosaka ini pada tanaman cabe, kacang panjang, dan kacang hijau miliknya.

Dia pun mengaku takjub melihat perubahan luar biasa yang dialami tanaman miliknya setelah mengaplikasikan inovasi tersebut. 

"Saya sudah merasakan hasilnya, cabe itu setelah dipanen selama satu bulan itu tidak membusuk. Terus kacang panjang masih muda itu, sudah sebesar satu jari. Hasil (panen)-nya, lebih baik dari tanaman yang menggunakan pupuk kimia," katanya bangga.

Ketua Poktan desa Trucuk, Klaten, Sarno, juga mengaku puas setelah tanaman padinya disemprot dengan biosaka. Penyemprotan massal tersebut sudah dilakukan bersama para petani di daerahnya, di wilayah Kalikebo, seluas 45 hektare.

Hasilnya, tanaman padi tersebut seluruhnya kini tumbuh jauh lebih subur dari biasanya. Ini pula yang membuat semua petani di desanya terkaget-kaget.

Baca juga : Romo Benny: Pemimpin Harus Berjiwa Pancasila, Bersikap Terbuka Dan Rendah Hati 

"Istilahnya heran, karena pertumbuhannya itu sangat subur sekali," ujarnya.

Makanya, sambung dia, petani sekarang sangat bangga dan senang dengan hasil panen padinya begitu dipanen. "Sebab hasilnya lebih baik daripada tanaman milik petani lainnya," tambah dia.

Sementara itu, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi menuturkan, sosialisasi penggunaan elisitor biosaka ke petani ini merupakan tindak lanjut dan arahan dari Menteri Pertanian (Mentan), untuk selalu terus berinovasi, menggunakan teknologi dan inovasi.

Sehingga produksi tanaman yang dihasilkan dapat semakin berkembang dengan baik,yang tentunya dengan tingkat produktivitas yang semakin bagus pua. "Salah satu inovasi tersebut adalah penerapan biosaka ini," jelasnya. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.