Dark/Light Mode

Kasus Ekspor Ilegal Nikel Ke China

Ke Luhut, Firli Bilang Sudah Tahu Pelakunya

Selasa, 25 Juli 2023 07:20 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersama ketua KPK Firli Bahuri. (Foto: Antara)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersama ketua KPK Firli Bahuri. (Foto: Antara)

 Sebelumnya 
“Berapa data ekspor yang ada tengah dibandingkan,” kata Ali.

Deputi Pencegahan dan Moni­toring KPK, Pahala Nainggolan menerangkan, kode komoditas mempengaruhi tipe atau jenis bea ekspor. Kandungan pasir besi dan nikel Indonesia terdapat perbedaan yang signifikan dengan China.

“Kalau pasir besi kita itu kand­ungannya di bawah 0,17. Kalau di China di bawah 0,05. Kalau yang ekspor 0,12. Di sini namanya pa­sir besi, di sana (China) namanya nikel,” paparnya.

Baca juga : Cash Flow Cakep, Bayar Klaim Cepat, BPJS Kesehatan Sudah Nggak Punya Utang

Dari sini diduga telah terjadi manipulasi data ekspor.

“Kami lagi sampling beberapa dari yang lima juta (ton) itu. Kami ikuti benar di Indonesia itu berapa kandungannya,” kata Pahala.

Ia mencurigai manipulasi di­lakukan dengan mengubah label barang yang ekspor. Laporan­nya ekspor pasir besi, padahal sebenarnya mengandung nikel meski kadarnya sedikit.

Baca juga : Bea Cukai Kantongi Nama Eksportirnya

Ditjen) Bea dan Cukai Ke­menterian Keuangan mengan­tongi nama eksportir yang di­duga terlibat penyelundupan bijih (ore) nikel ke China.

“Memang ada beberapa ekspor­tir yang tidak bisa saya utarakan di sini. Nanti akan kita sampaikan ke penegak hukum, dalam hal ini KPK,” kata Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Ditjen Bea dan Cukai, Nirwala Dwi Heryanto, Minggu (2/7/2023).

Ditjen Bea dan Cukai juga mengantongi data pengiriman komoditas tambang ini ke Tiong­kok. Jumlahnya sedang dikroscek ke General Administration of Cus­toms of the People’s Republic of China (GACC). “Ada sekitar 85 BL (Bill of Lading) yang kita kon­firmasi ke GACC,” kata Nirwala.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.