Dark/Light Mode

Prof. Tjandra: Jangan Abaikan Hepatitis, The Silent Epidemic

Kamis, 27 Juli 2023 08:15 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof. Tjandra Yoga Aditama mengingatkan publik, untuk mewaspadai penyakit hepatitis, yang dikenal sebagai the silent epidemic. Mengingat masalah yang ditimbulkan oleh penyakit ini tergolong besar, namun belum mendapatkan perhatian yang memadai. Baik di kancah global, atau level nasional. 

Imbauan ini disampaikan Prof. Tjandra, menjelang Hari Hepatitis Sedunia yang jatuh pada Jumat besok, 28 Juli 2023.

Peringatan Hari Hepatitis Sedunia, merupakan tindak lanjut ditetapkannya Resolusi Sidang Majelis Kesehatan Sedunia (World Health Assembly/WHA) ke-63 Mei 2010 di Jenewa, Swiss.

Dalam Sidang WHA ke-63, ditetapkan resolusi tentang hepatitis virus. Di sini, Indonesia memegang peran penting.

Baca juga : Prof. Tjandra: Jangan Cepat Ambil Kesimpulan Soal Kematian Akibat Virus Oz Di Jepang

"Sejak lama, Indonesia selalu menunjukkan peran pentingnya dalam diplomasi kesehatan internasional, termasuk melalui forum WHO," kata Prof. Tjandra melalui keterangannya, Kamis (28/7).

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI ini menjelaskan, inti resolusi hepatitis adalah menyerukan seluruh negara di dunia, untuk melakukan penanganan hepatitis secara komprehensif. Mulai dari pencegahan sampai pengobatan, dsn meliputi berbagai aspek, termasuk surveilans dan penelitian.

28 Juli adalah hari lahir dari tokoh penemu virus sekaligus pengembang vaksin hepatitis B, Baruch Samuel Blumberg.

Penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus, dibedakan menjadi tiga jenis: hepatitis A, hepatitis B dan hepatitis C.

Baca juga : Prof Tjandra Sebut 3 Hal Penting, Antisipasi Dicabutnya Status Pandemi Covid-19

Hepatitis A menular melalui makanan/minuman terkontaminasi. Penyakit ini biasanya ringan.

Sementara hepatitis B dan C menular melalui darah, cairan tubuh, atau seks tanpa pengaman. Penyakit ini bisa menyebabkan penyakit hati kronik.

Vaksinasi tersedia untuk mencegah hepatitis A dan B.

Prof. Tjandra menuturkan, peringatan Hari Hepatitis Sedunia tahun 2023 kembali mengingatkan kita, terhadap tujuan mengakhiri hepatitis sebagai masalah kesehatan masyarakat.

Baca juga : Ridwan Kamil: Jangan Beli Kecintaan Rakyat Untuk Jadi Pemimpin

Tahun ini, WHO mengangkat tema global One life, One liver. Menekankan pentingnya menjaga dan melindungi kesehatan hati, dengan mengambil langkah proaktif untuk menjaga kesehatan hati dan mendorong pemerintah, penyedia layanan kesehatan, dan organisasi melanjutkan upaya mempercepat tes dan pengobatan hepatitis.

Untuk Indonesia, dipilih tema Segerakan Tes dan Obati, Hepatitis Tidak Menunggu. Menyuarakan hal yang sama dengan tema global, dengan penekanan pada pentingnya menyegerakan tes dan pengobatan hepatitis.

Hepatitis Di Indonesia

Di negara kita, beban hepatitis B berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 tercatat dengan angka 7,1 persen atau setara 18 juta orang.

Sementara Hepatitis C, mencapai 1 persen atau setara 2,5 juta orang.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.