Dark/Light Mode

Soal Kesiapan Luhut Jadi Ketum Golkar, Jokowi Nggak Ngurusin Beringin

Jumat, 28 Juli 2023 08:15 WIB
Presiden Jokowi didampingi Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Seskab Pramono Anung saat memberikan keterangan pers di Bandara Halim Perdanakusuma. (Foto: Setkab)
Presiden Jokowi didampingi Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Seskab Pramono Anung saat memberikan keterangan pers di Bandara Halim Perdanakusuma. (Foto: Setkab)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi memberikan komentar soal isu Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) di Partai Golkar dan sikap Luhut Pandjaitan yang siap menjadi ketua umum (ketum) Golkar menggantikan Airlangga Hartarto. Jokowi menegaskan nggak ikut cawe-cawe dalam geger Munaslub tersebut. Soal Luhut yang pengen jadi ketum, Jokowi bilang nggak ngurusin Beringin.

Pernyataan itu disampaikan Jokowi sesaat sebelum terbang ke China, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, kemarin. Jokowi pergi ke Negeri Tirai Bambu itu, untuk bertemu Presiden China Xi Jinping. 

Dalam kesempatan itu, Jokowi tampil rapi dengan setelan jas warna hitam dan dasi warna merah menyala. Sejumlah menteri kabinet ikut mendampinginya. Antara lain, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Jokowi berdiri di depan sendirian. Sementara, para menteri yang juga mengenakan stelan jas lengkap, berbaris rapi di belakangnya. 

Jokowi mengawali keterangan dengan menyampaikan tujuan kunjungan ke China tersebut. Usai itu, awak media bertanya mengenai geger di internal Partai Golkar, dan dugaan keterlibatan Istana dalam desakan Munaslub tersebut.

Baca juga : Golkar Ikut Aturan Main

Ditanya soal itu, Jokowi tersenyum tipis. Luhut dan Bahlil yang berdiri di belakang Jokowi, juga ikut tersenyum. 

Lalu Jokowi kasih jawaban tegas. Jokowi membantah terlibat atau ikut cawe-cawe dalam gejolak internal Partai Golkar. Mantan Wali Kota Solo itu menegaskan, persoalan di Golkar itu tak ada urusan dengannya. "Itu urusan Partai Golkar," kata Jokowi.

Jokowi sampai dua kali mengulang kalimat yang sama untuk memberikan penegasan. "Itu urusannya internal Golkar," kata Jokowi. 

Awak media juga menanyakan soal sikap Luhut dan Bahlil yang siap menjadi Ketum Golkar. Saat ditanyakan soal ini, Luhut dan Bahlil kembali mesem-mesem. Menurut Jokowi, soal Luhut dan Bahlil punya keinginan jadi Ketum Golkar, itu merupakan urusan pribadi yang bersangkutan. 

"Kalau Pak Luhut, Pak Bahlil, Pak Bamsoet (Bambang Soesatyo) punya keinginan (jadi ketum), itu urusan beliau-beliau. Bukan urusan kita. Itu urusan internal Golkar," tegasnya. Mendengar namanya disebut Jokowi, Luhut dan Bahlil manggut-manggut sambil tertawa. 

Baca juga : Beringin Goyang

Seperti diketahui, Golkar sedang diterpa angin kencang. Sejumlah politisi pohon beringin mendesak Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto untuk segera menggelar Munaslub. Alasannya karena tak puas dengan kepemimpinan Airlangga dalam menaikkan elektabilitas Golkar. Di tengah desakan tersebut, Luhut dan Bahlil menyatakan siap maju menjadi ketum. 

Menanggapi desakan itu, Airlangga memberikan jawaban lugas. Kata dia, tak akan ada Munaslub. Sementara soal manuver Luhut, Airlangga hanya memberikan jawaban dengan senyuman.

Waketum Partai Golkar, Melchias Marcus Mekeng menilai, desakan Munaslub untuk menurunkan Airlangga, merupakan kepentingan dari segelintir orang saja. Menurut dia, kader di bawah kompak dan solid mendukung kepemimpinan Airlangga. 

Mekeng menilai, manuver ini dilakukan karena pendaftaran Capres-Cawapres makin dekat. Menurut dia, ada beberapa elite yang ingin mengambil alih Golkar agar bisa mengambil keuntungan dengan menentukan siapa yang duduk dalam kabinet nanti dan siapa yang akan diusung menjadi Capres-Cawapres. "Ujung-ujungnya cuma ke situ," ujar Mekeng, kemarin. 

Ia menyebut, orang yang berada di balik manuver Munaslub ini sebagai kader yang genit. Ia lalu mengingatkan, untuk menyelenggarakan Munaslub itu harus ada dasar yang kuat. Misalnya, apakah ada pelanggaran yang dilakukan ketum. Atau sudah mendapat persetujuan dari DPD I dan DPD II sebagai pemegang suara. 

Baca juga : Handoko: Kami Tak Incar Kursi Menteri

Ia memberikan contoh gelaran Munaslub 2017. Saat itu, Munaslub digelar lantaran Setya Novanto yang menjabat sebagai ketum terlibat masalah hukum. Munaslub digelar untuk menurunkan Setya yang sudah menjadi tersangka. "Selama tidak ada masalah hukum terhadap Airlangga, enggak akan ada Munaslub. Kalau prihatin terhadap partai, turun," kritiknya. 

Sementara, Pengamat dari Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam mengatakan, dugaan keterlibatan Istana dalam gonjang-ganjing Partai Golkar memang sulit dibantah. Apalagi bila dicermati, orang yang mau mengambil manfaat di tengah badai ini adalah orang dekat Jokowi yaitu, Luhut dan Bahlil. 

Namun, kata dia, dengan pernyataan Jokowi yang menegaskan tidak cawe-cawe membuat peluang Luhut dan Bahlil berkurang di Golkar. Dan, diharapkan bisa meredakan gerakan Munaslub Golkar.

“Apalagi Airlangga juga merupakan orang dekat Jokowi,” tukasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.