Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
RM.id Rakyat Merdeka - Nasib Ketum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin untuk mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2024 masih "digantung". Di tengah penantian panjang itu, Partai Gerindra justru menyebut ada sejumlah nama yang masuk bursa Cawapres Prabowo. Masuknya nama-nama itu, membuktikan bahwa hati Prabowo tak cuma ke Cak Imin.
Nama-nama selain Cak Imin itu mulai dari Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka, Menteri BUMN Erick Thohir, hingga Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Menanggapi nama-nama tersebut, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menyatakan, Cak Imin masih jadi cawapres favorit Prabowo. Namun, Muzani tak menampik, belakangan muncul nama-nama lain di luar Cak Imin.
Gibran dan Erick bahkan beberapa kali kerap tampil mesra dengan Prabowo di depan publik. Prabowo bahkan memberikan pujian dan rutin menggelar pertemuan dengan Gibran. Di salah satu acara, eks Danjen Kopassus itu mengakui bahwa Gibran menjadi salah satu cawapres yang dipertimbangkan.
Muzani juga ikut membela Gibran yang selama ini terhalang faktor usia untuk diusung sebagai Cawapres. Menurut dia, ketokohan seorang tidak ditentukan pada usianya. Ada yang usianya masih muda, tapi memiliki dan bisa membuktikan diri sebagai seorang leader, pemimpin yang luar biasa. Ia mencontohkan Jenderal Sudirman yang menjadi Panglima di usia 32 tahun. Namun, kata dia, pilihan Prabowo sampai saat ini belum berubah.
Baca juga : Soal Capres Napas Panjang, PPP Merasa Arahnya Ke Ganjar
"Cawapres sekarang, posisinya, masih Pak Muhaimin," kata Muzani, di Lapangan Blok S, Jakarta Selatan, kemarin.
Muzani mengakui, saat ini ada sejumlah parpol yang melakukan pendekatan dan menyatakan ingin bergabung dalam koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. Meski begitu, Wakil Ketua MPR ini menegaskan persoalan sosok Cawapres akan dibahas dan ditentukan oleh Prabowo dan Cak Imin. "Kami tidak bertindak sebelah atau bertepuk sebelah tangan," tuturnya.
Muzani mengklaim, partainya selalu menyampaikan setiap perkembangan politik termutakhir kepada PKB. Seperti partai mana yang melakukan pendekatan dan menawarkan Cawapres. "Dan PKB sudah tahu semuanya," ungkapnya.
Menurut Muzani, partainya terus melakukan konsolidasi agar mendapatkan mitra koalisi yang lebih solid dan besar bersama PKB. Ia berharap Golkar dan PAN segera memberi kabar baik untuk mendukung Prabowo. Begitu pula Partai Gelora yang beberapa kali menyuarakan hendak mendukung Prabowo.
Muzani bilang pengumuman partai mana yang akan memberikan dukungan akan disampaikan dalam waktu dekat ini. "Insya Allah di bulan Agustus ini," ujar Muzani.
Baca juga : Kata Puan, Mega Tak Akan One Man Show
Sementara itu, PKB masih berusaha bersabar menunggu keputusan Prabowo. Cak Imin mengungkapkan salah satu kesabarannya itu adalah dengan "dipingit", sehingga tidak bisa leluasa menghadiri berbagai acara. Ia mencontohkan, baru-baru ini diundang hadir di acara Rosiana Silalahi. Namun, Wakil Ketua DPR ini menyampaikan permohonan maaf tidak bisa hadir.
“Saya bilang, maaf saya sementara tidak boleh bicara, lagi dipingit. Bukan karena apa-apa, karena khawatir panas, kebablasan," kata Cak Imin, saat menyampaikan pidato kebudayaan, di Menteng, Jakarta, Jumat malam.
Cak Imin menyebut takut mengungkapkan hal yang seharusnya diucapkan. Maka, ia lebih baik tidak menghadiri acara apapun karena dipingit. “Kalau konteksnya panas terus kebablasan, itu yang berbahaya. Kalau nanti panas bisa-bisa gak jadi Cawapres," kelakar Cak Imin.
Waketum PKB Jazilul Fawaid mengatakan, partainya sudah menyiapkan sejumlah strategi agar Cak Imin menjadi Cawapres. Wakil Ketua MPR itu mengatakan PKB selalu mengkalkulasikan setiap langkah politiknya. Terpenting saat ini adalah mengupayakan proposal Cak Imin sebagai kontestan Pilpres 2024 "Cuma proposal PKB memang hanya satu, Gus Muhaimin masuk di kertas pilpres, itu saja," ucap Jazilul.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin menilai, penentuan Cawapres di koalisi Prabowo bukan perkara yang mudah. Meskipun elektabilitas Prabowo saat ini tertinggi, Gerindra dihadapkan pada 2 pilihan. Yakni, elektabilitas Cawapres dan syarat dukungan parpol.
Baca juga : Cawapres Minimal 35 Tahun, Banteng Menolak Gerindra Menerima
Misalnya untuk Cak Imin. Menurutnya, dengan menggandeng Cak Imin sebagai Cawapres, Prabowo tak akan pusing untuk urusan presidential threshold. Sebab, koalisi Gerindra-PKB sudah cukup memenuhi syarat dukungan.
Masalahnya, elektabilitas Imin tidak begitu bagus dalam sejumlah survei yang dilakukan banyak lembaga. "Kalau enggak dipilih jadi Cawapresnya kan bisa lari dia, dan Prabowo kan tidak cukup 20 persen," kata Ujang, kemarin.
Sementara, di luar Cak Imin, ada 2 nama potensial yang punya elektabilitas bagus serta berpotensi mendongkrak suara Prabowo, yakni Gibran dan Erick. Masalahnya, Prabowo harus memperkuat koalisi parpol, khususnya untuk memenuhi syarat dukung Capres-Cawapres, bila akhirnya memilih Gibran atau Erick.
“Misalnya dengan Pak Erick, itu bagus sekali. Pak Erick punya kelebihan dalam elektabilitas dan finansial, juga didukung PBNU. Masalahnya, PAN serius nggak mengusung Erick buat Cawapres Prabowo?” pungkasnya.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya