Dark/Light Mode

Masuki Usia Setengah Abad, Ini Harapan Prof Tjandra Untuk PDPI

Jumat, 8 September 2023 19:15 WIB
Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia FKUI Prof Tjandra Yoga Aditama. (Foto: Istimewa)
Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia FKUI Prof Tjandra Yoga Aditama. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) merayakan ulang tahunnya yang ke-50, hari ini, Jumat (8/9). Sejak didirikan, PDPI telah menjadi rumah bagi 1.429 dokter spesialis paru dan pernapasan.

Namun, Ketua Majelis Kehormatan PDPI, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, jumlah dokter spesialis sebanyak itu belum cukup untuk melayani masyarakat di seluruh Indonesia, yang populasinya lebih dari 280 juta.

Prof Tjandra mengaku memang tidak ada kriteria yang pasti terkait rasio dokter spesialis dengan jumlah penduduk. "Tetapi kalau pakai rasio kasar 1 dokter Spesialis Paru per setiap 100 ribu penduduk maka akan dibutuhkan 2.800 Dokter Paru," kata Prof Tjandra dalam keterangannya, Jumat (8/9).

Sementara jika dilonggarkan, menjadi 1 dokter untuk 150 ribu penduduk maka yang dibutuhkan adalah 1.866 Dokter Paru.

Ketua Umum PDPI periode 1999- 2002 ini menyebutkan sudah ada 13 Pusat Pendidikan Dokter Spesialis dan Pernapasan, dan tiga Pusat Pendidikan lainnya dalam proses akhir untuk memulai kegiatannya. 

Baca juga : Bukan Hanya Sekadar Tetangga, Ini Harapan Jokowi Pada Negeri Kanguru

"Kita berharap agar berbagai Pusat Pendidikan ini dapat terus meningkatkan kinerjanya dengan menjunjung tinggi kualitas pendidikan yang terbaik," harapnya.

Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FKUI) ini menggarisbawahi ada enam ruang lingkup ilmu penyakit paru dan pernapasan.

Pertama adalah infeksi paru, yang meliputi ISPA, Tuberkulosis, Pneumonia, COVID-19 dan lainnya. 

Kedua, asma dan Penyakit Paru Kronik (PPOK) yang makin lama makin banyak diderita masyarakat kita, dengan keluhan utama sesak napas yang mengganggu aktifitas hidup dan produktifitas kerja sehari-hari. 

Ketiga adalah onkologi toraks, mencakup kanker paru, salah satu kanker yang paling sering ditemui pada kaum pria.

Baca juga : Masuk Lagi Usai 5 Tahun Absen, Ini Tekad Aji Bareng Timnas

Keempat, bidang ilmu intervensi dan gawat napas, antara lain melakukan kegiatan bronkoskopi dan penangan pasien di ICU. 

Lalu kelima adalah imunologi yang juga mencakup penyakit paru Interstitial. Dan keenam adalah paru kerja dan lingkungan yang kini banyak berperan dalam masalah polusi udara di Jakarta dan sekitarnya.

"Bukan tidak mungkin akan ada potensi kebakaran hutan akibat El Nino dengan polusinya yang akan merusak paru juga, dan sudah diberitakan kini banyak titik api di berbagai provinsi kita," ingatnya

Perjalanan panjang setengah abad PDPI ini, kata Prof Tjandra tentu bukan hal yang ringan. Ia mengaku bersyukur PDPI bisa menjalaninya dengan baik, memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan paru dan pernapasan masyarakat.

"Ketika masih muda dulu saya menjadi Ketua Umum PDPI di tahun 1999-2002, dan kini sebagai Ketua Majelis Kehormatan PDPI," kenangnya.

Baca juga : Polusi Udara Perpendek Usia Harapan Hidup, Prof. Tjandra Usulkan Hal Penting Ini

Saat ini, PDPI juga aktif dalam berbagai kegiatan organisasi, termasuk Konferensi Kerja (KonKer) yang akan diadakan di Lampung pada bulan September ini untuk merayakan ulang tahun ke-50.

Prof Tjandra berharap di usia yang memasuki setengah abad, PDPI dapat terus memainkan peran penting dalam kesehatan bangsa. Ia juga menekankan bahwa kesehatan paru dan pernapasan adalah tanggung jawab bersama.

Dokter Paru dan Pernapasan membaktikan ilmunya. Pemerintah menetapkan kebijakan mendorong peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang paru dan pernapasan, termasuk jaminan udara bersih dan sehat.

"Masyarakat semua menerapkan pola hidup sehat untuk pernapasan dan paru kita," pungkasnya.

Selamat ulang tahun ke-50, PDPI!

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.