Dark/Light Mode

Ini Saran Prof Tjandra Untuk Pemerintah Dan Masyarakat Atasi Polusi Udara

Senin, 14 Agustus 2023 15:40 WIB
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama. (Foto: Yarsi)
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama. (Foto: Yarsi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof Tjandra Yoga Aditama menekankan pentingnya peran pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi permasalahan polusi udara di Jakarta.

Belakangan, polusi udara jadi sorotan publik setelah Jakarta masuk dalam jajaran peringkat pertama indeks kualitas udara terburuk di dunia, versi IQAir, Minggu (13/8). 

Presiden Jokowi juga langsung gerak cepat (gercep) menggelar rapat terbatas (ratas) untuk mengatasi polusi udara tersebut, pada Senin (14/8).

Prof Tjandra yang juga Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FKUI) mengusulkan sejumlah langkah yang bisa dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi persoalan tersebut:

Peran Pemerintah

1. Identifikasi Penyebab Secara Lebih Mendalam

Pemerintah harus mengidentifikasi secara detail faktor-faktor penyebab polusi udara dan proporsi masing-masing.

2. Tindakan Nyata Di Lapangan

Tindakan konkret perlu dilakukan sesuai hasil identifikasi. Misalnya, penanganan kemacetan lalu lintas yang menjadi faktor krusial. 

Baca juga : Wariskan Semangat Kebudayaan, Pena Mas Ganjar Gelar Pentas Seni Pelajar Di Pati

"Pada waktu saya masih tinggal di New Delhi misalnya, bahkan pernah ada pembatasan kegiatan bangun gedung yang menimbulkan debu. Juga waktu saya di India maka memang ketat bahwa semua mobil harus diperiksa polusi knalpotnya. Bahkan juga untuk mobil diplomat seperti yang saya pakai sehari-hari sebagai Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara," kata Prof Tjandra yang juga mantan Direktur WHO Asia Tenggara kepada RM.ID, Senin (14/8).

Tempat pemeriksaannya, sebut Prof Tjandra ada di berbagai pom bensin, sehingga cukup memudahkan. Selain itu, di New Delhi di berbagai perempatan besar dan macet ditempatkan pot-pot tanaman, bahkan dalam bentuk semacam dinding berdiri dengan berbagai pot. 

Karena di New Delhi pada hari raya tertentu akan ada peningkatan polusi udara. Karena adanya mercon sepanjang hari.

"Jadi memang ada berbagai terobosan yang dapat dan perlu dilakukan. Juga sudah banyak dibicarakan tentang kemungkinan sebagian bekerja di rumah, juga ada pemikiran larangan membakar sampah terbuka di halaman rumah, serta tentu kalau sumber polusi dari propinsi sebelah maka di cari penyebab jelasnya dan di atasi langsung di sana," tambahnya.

3. Surveilans Kesehatan

Pemantauan terus-menerus atas dampak kesehatan akibat peningkatan polusi udara perlu dilakukan. Hal ini akan memberikan wawasan tentang perubahan tren kesehatan terkait peningkatan polusi udara.

"Di Australia misalnya, jelas ada data bahwa pada masa kebakaran semak-semak atau bush fire maka terjadi peningkatan angka masuk IGD akibat keluhan sesak napas di lokasi itu," tutur Prof Tjandra.

4. Pemantauan dan Penanganan Gangguan Kesehatan

Baca juga : Tingkatkan Kualitas Literasi Masyarakat Bima, Ini Jurus Bupati Indah

Menurut Prof Tjandra, upaya pemantauan kesehatan dan penanganan gangguan kesehatan baik jangka pendek maupun jangka panjang sangat penting. Untuk itu pemantauan secara kohort perlu dilakukan.

Masyarakat

Prof Tjandra juga memberikan tiga saran kepada masyarakat terkait polusi udara yang meningkat, yaitu:

1. Batasi Aktivitas Fisik di Daerah Berpolusi

Masyarakat diminta untuk membatasi aktivitas fisik berat di daerah dengan tingkat polusi udara yang tinggi, seperti di daerah dengan kemacetan lalu lintas dan lainnya.

"Ada juga pertanyaan tentang masker. Tentu masker tidak sepenuhnya dapat mencegah polutan udara masuk ke paru, tetapi setidaknya dapat membantu, selain juga mencegah penularan penyakit lain," terang Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini.

Begitupun dengn alat air purifier. Menurutnya perlu bukti ilmiah yang valid dan tergantung dari seberapa besar polusi udara di dalam ruangan, ventilasi ruangan dan lainnya. 

"Sehingga jangan cepat mengambil kesimpulan sebelum ada data ilmiah yang jelas," tuturnya.

2. Perhatikan Kesehatan Kronik

Baca juga : Mentan Pimpin Langsung Pembuatan Biosaka Di Kalsel

Prof Tjandra menyarankan agar warga yang memiliki penyakit kronis untuk mematuhi penggunaan obat yang diresepkan. Jika ada perburukan, konsultasi dengan petugas kesehatan.

3. Hindari Polusi Tambahan

Masyarakat diimbau untuk tidak merokok atau membakar sampah, serta menghindari kegiatan yang dapat meningkatkan polusi udara di sekitarnya.

"Upayakan jangan melakukan kegiatan yang menambah polusi udara di sekitar kita," ingat Prof Tjandra.

Selain itu, Prof Tjandra juga menyoroti potensi kebakaran hutan yang dapat dipicu oleh fenomena El Nino. Ia juga menekankan pentingnya melakukan antisipasi sejak dini.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.