Dark/Light Mode

Hidupkan Falsafah Terlupakan, Jon Pasaribu Tanamkan Nilai-nilai Poda Na Lima

Selasa, 12 September 2023 23:14 WIB
Jon Pasaribu (berdiri keempat kanan). (Foto: Istimewa)
Jon Pasaribu (berdiri keempat kanan). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kota Padangsidimpuan yang kaya akan budaya dan masyarakat yang ramah sering kali juga dihadapkan berbagai tantangan sosial dan ekonomi. Di tengah-tengah kompleksitas permasalahan tersebut, muncul tokoh yang telah berdedikasi untuk membantu masyarakat Kota Padangsidimpuan, Jon Sujani Pasaribu.

Dengan penuh semangat dan cinta kepada kampung halamannya, Jon Pasaribu menghidupkan kembali falsafah yang terlupakan yakni "Poda Na Lima" saat coffee break di Jalan Abdul Jalil Lubis, Sikoring-koring, Batunadua Jae (Rumah Kopi), Lubuk Naga, Kamis (7/9). Ini adalah sebuah inisiatif yang bertujuan memajukan Padangsidimpuan dari segala aspek.

Sebagai putra daerah yang lahir dan besar di Padangsidimpuan, Jon Pasaribu memiliki kedekatan emosional yang kuat dengan masyarakat di Bumi Poda Na Lima ini. Ia merupakan eks petinggi di salah satu Bank BUMN. Jon merupakah ayah dari dua putri dan satu putra yang juga telah mencicipi asam garam di dunia perbankan selama 30 tahun.

Baca juga : Di Rusia, Ketum KNPI Tantan Menduniakan Nila-nilai Pancasila

"Saya lahir di Kota Padangsidimpuan, tepatnya di Kampung Marancar. Dari SD, SMP, sampai SMA tingkat 2 saya sekolah di Padangsidimpuan," ujarnya, dalam keterangan yang diterima redaksi, Selasa (12/9).

Pria yang menempuh pendidikan di SMP Negeri 1 Kota Padangsidimpuan pada 1982 ini juga melanjutkan studi SMA-nya di Jakarta, hingga kemudian ia kembali ke Sumatera Utara untuk melanjutkan studi di Universitas Islam Sumatera Utara (UISU).

Setelah lulus, Jon Pasaribu kembali merantau ke luar kota. Tahun 1993 Jon memulai kareirnya di BNI. Selama 30 tahun anak bungsu dari 7 bersaudara ini mengabdikan dirinya di BUMN tersebut. Hingga akhirnya pada 2023 ini, Jon Pasaribu melepas kariernya di BSI.

Baca juga : Perempuan Harus Jadi Teladan Penanggulangan Intoleransi dan Radikalisme

Poda Na Lima merupakan falsafah, nasihat atau petuah yang terdiri dari lima  unsur yang ada pada masyarakat Batak Angkola dan Suku Mandailing yang mempunyai makna yang luas baik lahir maupun batin. Jon Pasaribu mengurai makna Poda Na Lima mulai dari Paias Rohamu (Bersihkan Jiwamu), Paias Pamatangmu (Bersihkan Badanmu), Paias Parabitonmu (Bersihkan Pakaianmu), Paias Bagasmu (Bersihkan Rumahmu), dan Paias Pakaranganmu (Bersihkan Lingkunganmu) untuk terus digelorakan masyarakat Tabagsel.

“Semua ini bisa terpikir setelah di perantauan. Salah satunya, Poda Na Lima. Jika setiap orang bisa menerapkan Poda Na Lima’ maka ini bisa menjadi nasehat dan pegangan hidup,” terangnya.

Begitu juga dengan Dalihan Na Tolu (Mora, Kahanggi, dan Anak Boru) yang merupakan istilah kekerabatan Batak Angkola. Juga baginya memiliki esensi yang dahsyat. “Jika sudah menjunjung tinggi Dalihan Na Tolu, maka yang muda menghormati yang tua. Kemudian, yang tua menyayangi yang muda. Dan yang sebaya, saling menyegani,” pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.