Dark/Light Mode

Hoax Rempang Bertebaran Di Medsos, Pengamat Sarankan Pemerintah Lakukan Mitigasi

Sabtu, 23 September 2023 11:13 WIB
Foto: Ist
Foto: Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Minimnya upaya diseminasi pemerintah dalam mengkomunikasikan duduk permasalahan Rempang Eco City ke publik menjadi sorotan.

Kondisi ini, dinilai membuat para penyebar berita bohong atau hoax dengan membawa isu SARA leluasa memprovokasi masyarakat untuk mendiskreditkan salah satu program strategis nasional tersebut.

Pakar Strategic Communication Mass, Tuhu Nugraha pun menyarankan  pemerintah melakukan mitigasi untuk menghentikan penyebaran hoax terkait Rempang.

Jika dibiarkan, ingat dia, akan menyebabkan perpecahan dan konflik sosial di tengah masyarakat.

"Sebaiknya yang dilakukan pemerintah adalah pertama memberikan informasi tandingan untuk menjelaskan dan mengklarifikasi. Selain itu pernyataannya mesti lebih simpatik, pesan yang dikedepankan harus sentuh sisi emosional, karena ini bukan hanya soal perpindahan lokasi tapi ada ikatan adat, emosional," kata Tuhu, di Jakarta, Sabtu (23/9/2023).

Baca juga : Viral Adanya Kabar Korban Bunuh Diri, Pinjol AdaKami Lakukan Investigasi

Melalui cara persuasif, lanjut Tuhu, diharapkan masyarakat mau berkompromi demi kepentingan yang lebih luas, harapan pekerjaan dan kesempatan kerja yang lebih baik untuk keluarga dan anak cucu mereka.

"Dan ini harus gencar termasuk disebarkan di media sosial. Jadi pendekatan yang dikedepankan sekarang ini kan lebih ke rasional, dan kepentingan dari sudut pandang pemerintah," sarannya. 

Tuhu mengatakan, pemerintah jangan lupa sedang berhadapan langsung dengan masyarakat sebagai end user dari hasil proyek strategis nasional.

Jika dikomunikasikan dengan alasan investasi asing, menurut Tuhu, pasti tidak gampang approaching-nya.

"Masih ada ketakutan 'dijajah' pihak asing dan sebagainya. Maka pesannya harus yang langsung dekat sama masyarakat lokal, dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Ujungnya kan harapan tentang ekonomi yang lebih baik, lalu lapangan kerja baru dari hasil investasi di Rempang," bebernya.

Baca juga : Kementerian Kominfo Gencarkan Pemberantasan Judi Online

Untuk itu, agar kejadian semacam ini tidak terulang, pemerintah disarankan memiliki mitigasi risiko sebelum dilakukan eksekusi.

"Pemerintah sepertinya lupa sekarang era media sosial yang menjadi alat framing cukup efektif dalam menyebarkan hoax, selain itu saat ini menuju tahun politik," ingatnya.

Terkait penyebaran hoax di media sosial terkait Rempang, Tuhu juga mengajak masyarakat agar lebih jeli dan mengecek fakta yang ada.

"Kalau nggak punya waktu buat cek, jangan langsung share, cukup berhenti pada diri sendiri. Daripada nambah dosa kalau ternyata menyebar hoax," pesannya.

"Masyarakat juga perlu belajar bahwa sekarang semua orang bisa bikin berita dan mengarang cerita. Jadi mesti lebih kritis dan hati hati menelan informasi. Saat ini redaksinya ada di masing masing diri kita yang mesti memfilter informasi," imbau Tuhu.

Baca juga : Luhut Ajak Pengusaha Investasi Migas Di RI

Menurutnya, hoax terkait isu SARA dalam kasus Rempang dapat memecah belah bangsa.

"Ini sangat bahaya banget. Karena masyarakat Indonesia sangat beragam dan isu SARA ini hot button banget buat orang Indonesia. Jadi mesti ditangani dengan sangat hati-hati, serius dan penuh empati karena banyak yang berkepentingan soal isu ini, dan semua tahu isu mana yang mudah dimainkan," tandasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.