Dark/Light Mode

Kepala BPIP Beri Pembekalan Ratusan Perwira TNI Dan Polri

Selasa, 10 Oktober 2023 00:20 WIB
Kepala BPIP Yudian Wahyudi. (Foto: Ist)
Kepala BPIP Yudian Wahyudi. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi memberi, pembekalan kepada para Perwira Siswa (Pasis) Sesko TNI di Markas Komando Sesko TNI, Bandung, Senin (9/10). 

Acara ini dihadiri  159 Perwira Menengah TNI dan Polri, dan Perwira Angkatan Bersenjata negara sahabat, seperti Singapura, India, Pakistan, dan Australia. 

Dalam pidatonya, Yudian menuturkan, saat ini Pancasila tengah menghadapi tantangan serius bila tidak diantisipasi. Kata dia, bangsa Indonesia harus memahami sejarah perjuangan dan perjalanan bangsanya agar dapat memaknai dan menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara yang hakiki.

“Tanpa sadar, kita menghadapi tantangan eksternal yang luar biasa. Tanpa sadar kita telah memasuki fase kaburnya sejarah. Ini perlu kita antisipasi,"  kata Yudian.

Santri lulusan Harvard Law School ini menuturkan, ada hal krusial pascareformasi 1998 di antaranya, menghilangnya mata ajar Pancasila dan dibubarkannya BP7. Hal ini yang menjadi pemicu selama hampir 20 tahun lebih  lost generation terhadap ideologi Pancasila.

“Sehingga Pancasila praksis menjadi tafsir bebas anak-anak kita. Sehingga Pancasila menjadi asing di negeri kita sendiri. Padahal Pancasila telah digaung-gaungkan Bung Karno jauh lebih lama," tuturnya.

Baca juga : Andika Perkasa: Pembangunan Desa Modal Perkuat Ketahanan Nasional

Yudian mengatakan, suatu bangsa mutlak memahami sejarah bangsanya. Salah satunya tentang,  bagaimana  Bangsa  Indonesia mengumandangkan proklamasi, di tengah situasi yang serba tidak mungkin. Saat itu bangsa Indonesia berada di tengah Perang Dunia II, kalah teknologi militernya. 

"Proklamasi waktunya hanya 59 detik. Apa hasilnya? Hasilnya proklamasi kita di bawah Pancasila berhasil mempersatukan Indonesia," jelas Yudian. 

Sementara itu, Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan BPIP, Tonny Agung Arifianto memaparkan, BPIP terus berupaya mengembalikan Pancasila agar dibahas dan dipelajari kembali, di ruang-ruang formal, nonformal, maupun informal.

Ia mengaku, saat ini Mata Ajar Pendidikan Pancasila akan diberikan kembali kepada para siswa PAUD hingga Perguruan Tinggi setelah 20 tahun lost generations.

Langkah konkret lain, BPIP melakukan suatu pengkajian dan penilaian bahwa moral berasal dari pendidikan. "Alhamdulilah bersama Kemenristekdikbud, lahir PP 4 Tahun 2022 tentang Standar Nasional Pendidikan yang mengembalikan Pancasila sebagai mata ajar wajib," ungkap Tonny.

Ia menambahkan, mata ajar Pendidikan Pancasila akan mulai berlaku tahun ajaran 2023-2024 pada semua jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga Perguruan Tinggi.

Baca juga : Moeldoko Janji Kawal Netralitas TNI Di Tahun Politik

“Pendidikannya seperti apa? Konsep yg dibangun, belajar dari mulai sejarah. Komposisi 30 persen kognitif, 70 persennya psikomotorik dan afektif, bentuk Pancasila dalam tindakan. Karena Pancasila bukan hapalan, melainkan implementasi atau tindakan," tambahnya.

Dalam penyeberluasan dan pembumian Pancasila kepada seluruh kelompok masyarakat, BPIP akan mengadakan sertifikasi pengajar Pancasila yang akan bertugas kepada kelompok-kelompok masyarakat di seluruh penjuru negeri. 

“Kalau dulu ada Manggala. Kita sekarang, dalam waktu yang tidak lama, akan ada sertifikasi pengajar Pancasila yang namanya adalah Maheswara artinya, orang yang berbudi pekerti luhur," ungkapnya.

Tonny menjelaskan, ada klasifikasi bagi para pengajar dan fasilitator Diklat PIP. Termasuk membuka peluang kepada para perwira TNI dan Polri untuk dapat menjadi pengajar Pendidikan Pancasila melalui program sertifikasi tersebut.

“Klasifikasi pengajar diklat PIP ada clusternya. Dasar, menengah, dan utama. Bedanya penceramah dan pengajar adalah kapasitas berdasarkan latar belakang pendidikan, pengalaman, dan jabatannya.

Penceramah untuk penguatan PIP  yang terdiri dari orsospol, ormas, perguruan tinggi, komunitas, dan perorangan. Sementara pengajar merupakan para TNI, Polri, ASN," paparnya.

Baca juga : Mentan SYL Ngaku Beri Keterangan Di Polda Metro Soal Dugaan Pemerasan

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Hubungan Antarlembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP,  Prakoso menuturkan, TNI dan Kepolisian merupakan tulang punggung dalam menjaga teritorial Indonesia.

Ia mengajak para perwira untuk menyadari  Negara Indonesia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa yang harus selalu dipertahankan dengan persatuan dan kesatuan.“Kita bersama-sama di sini untuk menjaga hati. Di sini harus ada Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika," tuturnya.

Gayung bersambut, hal tersebut ditanggapi Komandan Sesko TNI, Marsekal Madya TNI Samsul Rizal. Ia meminta agar BPIP dapat memberi pembekalan kepada para perwira dan anggota TNI, khususnya anggota yang bertugas di teritori Indonesia.

“BPIP dapat masuk ke TNI untuk memberikan tugas kepada perwira atau anggota di teritorial untuk menjadi ujung tombak dalam sosialisasi kepada masyarakat. Di mana anggota di teritori bersentuhan langsung dengan masyarakat," pintanya.

Ia juga meminta agar BPIP dapat selalu berkontribusi dalam program serupa kepada para TNI. “Kita melihat antusiasme para Pasis begitu tinggi karena kita punya semangat yang sama. Tentu, akan kita teruskan karena ini sangat penting," pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.