Dark/Light Mode

Generasi Muda Didorong Jadi Garda Terdepan Pengusung Toleransi dan Perdamaian

Kamis, 12 Oktober 2023 22:29 WIB
Biksu muda Bhante Dhirrapunno (Foto: Istimewa)
Biksu muda Bhante Dhirrapunno (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kesiapan generasi muda Indonesia kian diuji dengan semakin terbukanya arus informasi yang memungkinkan berbagai pemikiran masuk ke alam pikiran mereka. Pola pikir yang mandiri dan inklusif perlu ditumbuhkan para pemuda agar bisa menyaring berbagai pengaruh yang memaksa masuk dan menggerus keragaman budaya Indonesia. Tantangan ideologi transnasional dengan segala bentuknya harus dijawab dengan semangat perdamaian dalam keberagaman.

“Hiduplah dengan damai dan cinta kasih hingga tidak ada lagi perasaan kita untuk membenci,” ucap biksu muda, Bhante Dhirrapunno, Kamis (12/10).

Biksu yang aktif sebagai penulis ini mencontohkan, manusia terlahir dari kedua orang tua yang saling mencintai. Dengan adanya cinta dan toleransi, terlahirlah para pemuda dan pemudi ke dunia ini. 

Baca juga : Bamsoet Ajak Generasi Muda Tingkatkan Literasi Politik Bangsa

Toleransi adalah ketika kita bisa bersama membangun peradaban dalam perbedaan. Pada saat itu kita akan lebih mudah menyebarkan kebaikan pada orang lain. Baik generasi muda maupun pemuka agama, apa pun latar belakangnya, perlu menyebarkan konten yang berisi pesan perdamaian dalam perbedaan,” imbuh Bhante.

Dia menjelaskan, kedamaian dan keharmonisan bisa terwujud apabila umat manusia bisa menghargai semua kehidupan. Pentingnya menghargai semua kehidupan tanpa terkecuali. Bahkan manusia harus menunjukkannya dengan memiliki rasa toleransi yang tinggi dan bisa memenangkan hati para orang-orang yang belum toleran.

Ia menambahkan, orang-orang yang rentan melakukan tindak kebencian dan kekerasan adalah mereka yang pernah menjadi korban kekecewaan. Maka, sudah seharusnya jangan melukai orang yang memiliki pandangan atau keyakinan yang berbeda.  Menurutnya, segala bentuk kekerasan sejatinya tidak berlandaskan pada nilai-nilai luhur dalam agama walaupun para pelakunya menjual jargon-jargon agama. “Kebaikan sejati tidak akan pernah bercampur dengan keburukan,” terangnya.

Baca juga : Wapres Bangun Perdamaian

Bhante bercerita semasa dirinya tinggal di Thailand. Orang Thailand bingung, kenapa Indonesia bisa sedamai ini. Padahal Indonesia begitu besar, banyak pulau, banyak suku, budaya pun berbeda-beda. 

“Waktu saya masih menetap di Thailand, saya belajar bahwa di masa lalu, Thailand, Kamboja, dan Vietnam adalah satu kesatuan. Nyatanya, hari ini mereka sudah terpecah belah dan memiliki negaranya masing-masing. Bahkan di antara tiga negara yang terpecah tadi terdapat kebencian besar yang tersisa hingga saat ini,” ucapnya.

Dia lanjutkan, Indonesia jangan sampai seperti negara yang terpecah karena saling membenci. Dia pun yakin Indonesia bisa membentengi diri dengan baik. Sebab, toleransi di Indonesia sangat tinggi.

Baca juga : Airlangga Dorong RI Jadi Pemain Kunci Hilirisasi Komoditas Global

“Sebagai contoh, Kota Medan memiliki pluralisme yang sangat baik. Di sana terdapat Masjid Al Osmani yang jaraknya cukup berdekatan dengan Vihara Siu San Keng. Masyarakat di sana bisa pulang dan pergi ke rumah ibadahnya masing-masing tanpa harus takut akan kehadiran kelompok agama yang berbeda,” ujar Bhante.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.