Dark/Light Mode

Cegah Intoleransi, Kemenag dan Dosen di Luar Negeri Deklarasi JDPMB

Rabu, 18 Oktober 2023 09:59 WIB
Kemenag dan para dosen Indonesia di luar negeri mendeklarasikan Jaringan Diaspora Penggerak Moderasi Beragama JDPMB, Selasa 17/10
Kemenag dan para dosen Indonesia di luar negeri mendeklarasikan Jaringan Diaspora Penggerak Moderasi Beragama JDPMB, Selasa 17/10

RM.id  Rakyat Merdeka - Praktik keberagamaan secara moderat merupakan isu yang sangat penting dan strategis dalam rangka mencegah adanya kebencian terhadap kelompok-kelompok dengan keyakinan yang berbeda.

Untuk itu, Kementerian Agama (Kemenag) dan para dosen Indonesia di luar negeri menyuarakan deklarasi Jaringan Diaspora Penggerak Moderasi Beragama (JDPMB) secara virtual, Selasa (17/10).

“Benih-benih intoleransi yang tumbuh dari kebencian tersebut berpotensi melahirkan perilaku-perilaku yang diskriminatif. Selanjutnya, sikap diskriminasi menjadi dasar bagi berkembangnya rasisme, seksisme, radikalisme, ekstremisme, dan pada tingkat tertentu terorisme,” kata Direktur Pendidikan Tinggi Islam (Diktis) Kemenag, Ahmad Zainul Hamdi dalam sambutannya di deklarasi JDPMB.

Karena itu, Zainul mengajak para mahasiswa Indonesia di luar negeri untuk menjaga moderasi dalam beragama.

Baca juga : Hormati Putusan MK, Ketum Hipmi: Angin Segar Bagi Generasi Muda

“Tidak hanya untuk mencegah perkembangan terorisme di luar negeri tetapi juga nation branding bagi Indonesia sebagai negara dengan mayoritas muslim yang terus menjunjung tinggi perdamaian,” jelas pendiri kanal arrahim.id yang sering dipanggil Mas Inung tersebut.

Ajakan tersebut juga dilakukan oleh Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama (Kemenag) Muhammad Ali Ramdhani.

Ia mengajak teman-teman diaspora untuk membangun sikap-sikap yang menerima segala perbedaan karena hal itu merupakan sunnatullah.

Menurutnya, tidak adanya toleransi dalam perbedaan akan menyebabkan segregasi dalam bermasyarakat.

Baca juga : Sekjen LHK: Sektor Kehutanan dan Lingkungan Hidup Harus Terintegrasi

""Moderasi beragama bukanlah upaya pendangkalan agama, melainkan justru pendalaman agama. Semakin dalam pemahaman agama seseorang, semakin dalam pula toleransi terhadap perbedaan,” tandasnya.

Ali menyambut baik deklarasi Jaringan Penggerak Moderasi Beragama oleh para diaspora.

Deklarasi dipandu oleh mahasiswa dari King Saud University di Arab Saudi, Syaiful Hakki, sebagai koordinator JD-PMB dan diikuti sekitar 90 perwakilan mahasiswa Indonesia di berbagai negara. Seperti, Arab Saudi, Turki, Mesir, Taiwan, Filipina, Malaysia, Inggris, Belanda, Amerika, Singapura, Jerman, dan lain-lain.

JDPMB yang diprakarsai Kemenag merupakan komunitas berjejaring para awardee atau dosen yang berada di luar negeri dalam rangka pengarusutamaan moderasi beragama terhadap para diaspora Indonesia.

Baca juga : Kementan Dorong Pemda Genjot Produksi Beras

Selain itu, juga melakukan nation branding Indonesia di luar negeri, terutama dalam bidang keberagamaan dan kerukunan antar umat beragama serta membangun ketahanan dan kemampuan para mahasiswa awardee dalam turut serta mencegah dan menangkal adanya paham-paham ekstrem transnasional yang dapat mengancam ideologi bangsa.

“Moderasi beragama merupakan pilihan yang tepat dan selaras dengan jiwa Pancasila di tengah adanya gelombang ekstremisme di berbagai belahan dunia,” ucap Aji Sofanudin, Kepala Pusat Riset Agama dan Kepercayaan BRIN.

Sedangkan Ketua PBNU dan Dekan Fakultas Islam Nusantara Unusia, Ahmad Suaedi menyinggung transformasi Islam Indonesia dalam trend global, mencari penjelasan moderasi beragama di ruang publik.

“Meskipun mayoritas berpenduduk muslim, Indonesia merupakan negara yang moderat karena tidak menjadikan agama tertentu sebagai basis ideologi atau identitas, seperti Malaysia atau Brunei Darussalam,” jelas cendekiawan muslim yang telah sukses menggelar R20 di Bali ketika perhelatan G20 2022. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.