Dark/Light Mode

Pilih Cawapres

Prabowo Jangan Tiru Manchester United Yang Sering Bikin Blunder

Sabtu, 21 Oktober 2023 13:07 WIB
Peneliti Indonesia Peopoll, Randy Bagasyudha. Foto: Istimewa
Peneliti Indonesia Peopoll, Randy Bagasyudha. Foto: Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Penentuan Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang akan berkontestasi pada Pilpres 2024 tinggal menghitung hari. Capres Anies Baswedan yang memiliki kekuatan suara di DKI Jakarta dan sekitarnya memilih Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang memiliki basis di Jawa Timur dan Nahdlatul Ulama (NU).

Sedangkan, Capres Ganjar Pranowo yang memiliki kekuatan di Jawa Tengah memilih Menko Polhukam Mahfud MD yang juga memiliki basis di Jawa Timur dan NU.

Selain urusan elektabilitas, kedua Cawapres ini juga merupakan tokoh yang matang dalam politik, kualitas keduanya tidak diragukan dengan sederet pengalaman di pemerintahan.

"Kedua Capres baik Anies dan Ganjar terlihat menghitung betul penentuan Cawapres baik dari segi elektabilitas maupun kapabilitas," ujar Peneliti Indonesia Peopoll, Randy Bagasyudha kepada RM.id, Sabtu (21/10).

Nah, bagaimana dengan Prabowo? Pengamat jebolan Universitas Indonesia (UI) ini membaca sejauh ini masih mengerucut di tiga nama bursa Cawapres. Yaitu, Menteri BUMN Erick Thohir, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, dan Ketua Umum (Ketum) Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra.

Meskipun, dua nama lain seperti Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, maupun Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa tetap menjadi tokoh alternatif dan masuk pemberitaan di media.

Baca juga : Peneliti: Jika Gibran Jadi Cawapres Prabowo, Anies Yang Diuntungkan

Randy mengamini, di mayoritas hasil survei bursa Capres 2024, secara head to head selalu mengunggulkan Prabowo dibandingkan dengan dua kandidat yang sudah resmi mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Yaitu, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

"Pemilihan Cawapres Mahfud dan Muhaimin jelas memiliki daya dongkrak pada elektabilitas Capres. Situasi ini kontan membuat pemilihan Cawapres Prabowo menjadi signifikan. Prabowo akan tetap menang jika memilih cawapres yang tidak men-downgrade dirinya," katanya.

Bacaannya, ada dua nama di bursa Cawapres yang berpotensi mendowngrade, alias menurunkan elektabilitas Prabowo. Mereka, diprediksi akan menggerus suara Prabowo dan tidak memiliki nilai tambah.

Siapa saja mereka? Pertama adalah Gibran. Belakangan, pamornya justru berpotensi mendowngrade Prabowo. Hal ini, dapat dilihat dari tren negatif publik atas keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang diperbolehkan kepala daerah menjadi kontestan Pilpres 2024 sekalipun masih di bawah usia 40 tahun.

Ditambah, demo besar-besaran dari aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) seluruh Indonesia jelas merepresentasi keinginan masyarakat mengkritik partisipasi politik kepala daerah di bawah usia 40 tahun.

Pun, persepsi publik mengenai kemampuan Gibran yang belum teruji jika dibandingkan dengan dua cawapres lainnya yakni Mahfud dan Muhaimin juga menjadi faktor yang berpotensi "mendowngrade" Prabowo.

Baca juga : Relawan Asandra Menginspirasi Masyarakat Hidup Sehat Dan Bikin Lingkungan Bersih

"Belum lagi secara elektabilitas, sekuat apa Gibran mampu mengerus kekuatan Ganjar dan PDI Perjuangan di Jawa Tengah, ini masih menjadi pertanyaan besar. Pemilihan Gibran semata-mata untuk menjelaskan kepada publik bahwa capres Prabowo didukung penuh Jokowi sebetulnya tidak lagi diperlukan sejak deklarasi relawan Jokowi kepada Prabowo," katanya.

Kandidat kedua yang berpotensi "mendowngrade" Prabowo adalah Erick Thohir. Analisisnya, secara elektabilitas Erick tidak memiliki basis pemilih.

Sebaliknya, ada tiga nama yang menurutnya memiliki sentiment positif bahkan mendongkrak elektabilitas maupun kapabilitas Prabowo. Pertama, Ridwan Kamil.

Secara elektabilitas, sosok ini akan memperkuat basis Prabowo di Jawa Barat. Dengan keberhasilan Kang Emil membangun Kota Bandung selama dua periode dan praktis minim kontroversi.

Simpati publik pun positif kepada sosok ini pasca musibah yang menimpa putranya beberapa waktu lalu. "Kang Emil juga dekat dengan kalangan milenial dan disukai kaum emak-emak," kelakarnya.

Kedua, ada sosok Khofifah yang memiliki basis di Jawa Timur dan NU. Khofifah juga menjadi representasi kaum perempuan yang akan menjadi keunggulan jika dibandingkan dengan Mahfud dan Muhaimin.

Baca juga : Profil Calon Istri Pangeran Brunei Abdul Mateen Yang Bikin Patah Hati Kaum Hawa

Terakhir, adalah Prof Yusril Ihza Mahendra. Prof Yusril, namanya melejit dalam beberapa hari terakhir pasca Ganjar yang memilih Prof Mahfud sebagai cawapres. Publik di media sosial riuh menantikan pertarungan kedua Profesor dalam debat di Pilpres 2024.

Selain memiliki kapabilitas dan pengalaman segudang yang tidak diragukan, Prof Yusril juga merupakan cawapres yang merupakan representasi dari luar jawa. Khususnya Sumatera. Basis yang nampaknya dilupakan oleh Anies dan Ganjar.

Selain itu, Prof Yusril merupakan cendekiawan muslim dan memiliki akar kuat di pemilih Muslim. Tentunya, faktor ini akan memperkuat Prabowo yang merupakan tokoh jawa, militer dan nasionalis ditemani oleh Prof Yusril yang merupakan tokok luar jawa, sipil dan agamis.

"Mari kita tunggu kecermatan Prabowo dalam memilih Cawapres. Akankah terjadi blunder terbesar di tahun ini melewati blunder Manchester United yang melepas De Gea, pemilik sarung tangan emas dan menggantinya dengan Onana? Semoga tidak," tutupnya. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.