Dark/Light Mode

Pengumpulan Melonjak, BAZNAS Optimalkan Layanan Zakat Digital Dengan 4 Pilar

Sabtu, 28 Oktober 2023 07:20 WIB
Wakil Ketua BAZNAS, Mohammad Mahdum mengungkap besarnya potensi zakat, infak dan sedekah ZIS melalui platform digital, dalam acara talkshow yang digelar di acara Indonesia Sharia Economic Festival ISEF, Jakarta Convention Center JCC, Jakarta, Jumat (27/10). (Foto: Dok. Baznas)
Wakil Ketua BAZNAS, Mohammad Mahdum mengungkap besarnya potensi zakat, infak dan sedekah ZIS melalui platform digital, dalam acara talkshow yang digelar di acara Indonesia Sharia Economic Festival ISEF, Jakarta Convention Center JCC, Jakarta, Jumat (27/10). (Foto: Dok. Baznas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Mohammad Mahdum mengungkap besarnya potensi zakat, infak dan sedekah (ZIS) melalui platform digital.

Kata Mahdum, BAZNAS memulai pembayaran zakat digital sejak tahun 2016 dengan pengumpulan kurang dari Rp 500 juta per tahun.

"Namun pada tahun 2022 pengumpulan BAZNAS yang berasal dari platform digital telah mencapai Rp 158,4 miliar. Artinya kenaikannya luar biasa, sekitar 320 kali selama enam tahun," kata Mahdum saat menjadi pembicara talkshow yang digelar di acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF), Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (27/10).

Mahdum menjelaskan, BAZNAS telah bermitra dengan lebih dari 80 platform digital untuk memberikan alternatif pembayaran tanpa batas maksimal.

"Masyarakat kita ranking satu di dunia dalam hal berdonasi. Sangat dermawan. Tinggal bagaimana cara kita menciptakan sebanyak mungkin akses untuk membayar," ujar Mahdum.

Baca juga : Golden Future Indonesia Salurkan Bantuan Darurat Bagi Penyintas Agresi Gaza

Mahdun menambahkan, BAZNAS sangat serius dalam mengembangkan platform pembayaran zakat digital.

"Bahkan, menjadi misi ke-5 lembaga ini, yakni modernisasi dan digitalisasi zakat nasional," lanjutnya.

Sampai saat ini, ucap Mahdum, dari hasil riset yang dilakukan, layanan BAZNAS yang paling banyak diminati adalah pembayaran melalui transfer (53,5 persen), pembayaran donasi digital (21,3 persen), dan pembayaran langsung ke konter zakat (16,1 persen).

"Pembayaran melalui digital di BAZNAS rata-rata adalah Rp 110 ribu. Namun kalau ditotal jumlahnya sangat besar. Ratusan miliar per tahun," ucap Mahdum.

Dia juga mengajak masyarakat untuk memulai berzakat melalui platform digital ke BAZNAS.

Baca juga : Syukuran Putusan MK, Aliansi Masyarakat Jakarta Timur Bagikan 300 Mawar

Mahdun meyakini, BAZNAS selalu menjaga akuntabel dan transparansi. Muzaki dapat memantau uang yang ditransfernya dan buktinya, serta pendistribusiannya.

Sementara itu, Head of Islamic Kita Bisa sekaligus Direktur Eksekutif LAZ Salam Setara, Ahmad Mujahid mengatakan, saat ini donasi digital telah menjadi kebiasaan di masyarakat.

"Di Kita Bisa misalnya, jam transaksi tertinggi adalah pada pagi hari. dari habis subuh sampai pukul enam pagi. Ini membuktikan bahwa berdonasi lewat digital telah menjadi habitat," ungkapnya.

Menurutnya, ada tiga kunci platform digital untuk menarik donasi. Yaitu konten yang menarik, traffic yang tinggi, dan cara pembayaran yang mudah.

"Sebagus apapun program yang kita punya kalau tidak ada orang yang tahu, tidak akan menarik donasi," ucap Mujahid.

Baca juga : Relawan Mas Bowo Gelar Senam Sehat dan Pembagian Sembako Di Pangandaran

Selain Mahdum dan Mujahid, talkshow juga menghadirkan Komisioner Badan Wakaf Indonesia (BWI) Arief Rohman.

BWI baru saja memulai pengembangan platform digital melalui sebuah aplikasi bernama Satu Wakaf Indonesia, yang bertujuan mengoptimalkan wakaf melalui digital.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.